Masjid ditutup karena Corona, Kegiatan Dakwah harus tetap ada

  • Whatsapp

Oleh Dr. Moh. Mukhrojin, Msi
Penyuluh Agama Islam Kota Surabaya, Pengasuh Pesantren Bismar Almustaqim

Kita tidak tahu kapan pastinya pandemi ini akan berakhir, walaupun para pakar punya pradeksi masing masing tentang kapan berhenti pandemi ini. tetapi satu yang pasti, kita wajib putar otak dan strategi bagaimana kita bisa survive disaat pandemi ini.

Menyusul kebijakan pemerintah tentang anjuran ibadah di rumah saja, selama bulan suci ramadhan dan Hari Raya idul Fitri ini, nampaknya menjadi beban juga bagi para Dai dalam menyampaikan Dakwahnya, mengigat bulan suci Ramadhan biasanya musim dimana para Dai penuh kegiatan dalam mengisi ceramah Agama untuk meningkatkan keimanan ummat.

Situasi dan kondisi seperti ini mendorong para Dai untuk belajar Dakwah melalui media onlain, seperti yang sudah di lakukan di Perkuliahan di kampus melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan memanfaatkan berbagai aplikasi pembelajaran daring seperti edmodo, google classroom, YouTube, dan sebagainya. Sarana interaksi dan komunikasinya menggunakan berbagai aplikasi mulai dari WA Group, zoom, webex, skype, atau Google Meet, dan sebagainya.

Bukan hanya Ustadz atau Dai yang dituntut untuk belajar onlain, namun semua kalangan di masa ini yang ingin menambah upgride ilmu pengetahuan selama di rumah dituntut untuk belajar daring.

Penulis melihat banyak berseliweran informasi kajian online yang sudah dilakukan Majelis taklim dan Takmir masjid di sebar di Medsos sebagai upaya meningkatkan keimanan Umat, dan itu mengundang pakar – pakar dibidangnya untuk saling berdiskusi di dunia maya tanpa sekat dan jarak masing masih bisa dikendalikan di rumah. Mereka berbagi peran bisa menjadi moderator, host, atau nara sumber sesuai kebutuhan dan kesepakatan sehingga bisa belajar bersama maju bersama untuk besar bersama.

Hal ini relevan dengan Maqolah Ulama salaf yang mengatakan “ Mencari ilmu itu mulai dari kandungan hingga liang lahat atau mati” jadi sepanjang nyawa masih dikandung badan kita selalu dituntut untuk belajar sesuai dengan zamanya.

Pemanfaatan Teknologi Informasi pada zaman ini sudah merupakan sebuah keniscayaan, konsekuensinya setiap orang harus melek Internet. Karena kalau tidak melek Internet akan sulit beradaptasi dengan perkembangan zaman yang begitu pesat. Dampaknya akan semakin tertinggal dan sulit bersaing ditengah persaingan global yang semakin ketat.
Pepatah mengatakan” dibalik musibah pasti ada hikmahnya”, mungkin dengan adanya Covid 19 inilah kita dirumah saja untuk sarana intropeksi diri, selalu belajar meningkatkan kualitas hidup dengan belajar sesuai tuntunan zaman agar dimusim Pandemi ini masih bisa survive untuk melanjutkan Dakwah Rasulullah SAW.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait