JAKARTA, Beritalima.com– Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Lampung, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyempatkan diri menemui sejumlah nelayan dan tenaga pendidik alias para guru di Desa Way Haru, Kecamatan Bengkunat, Pesisir Utara, Provinsi Lampung.
Perkampungan itu masih merupakan bagian Taman Nasional konservasi flora dan fauna yang dikenal dengan sebutan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) dan dibangun pengusaha Tommy Winata melalui Yayasan Artha Graha Peduli.
“Saya sengaja menempuh perjalanan agak panjang karena masyarakat di sini butuh perhatian Pemerintah Pusat ketimbang yang ada di Bandar Lampung,” ungkap LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima awak media, Minggu (14/3).
Pada kesempatan itu, LaNyalla sengaja mengajak Ketua Komite II DPD RI, Yorrys Raweyai dan Wakil Ketua Komite II, Bustami Zainudin. Bustami merupakan senator dari Dapil Provinsi Lampung. LaNyalla bersama dengan rombongan melihat dan mendengar langsung aspirasi para nelayan. guru dan masyarakat setempat.
Hadir dalam pertemuan itu, perwakilan nelayan dari Dusun Pengekahan, Waybinjai, Sukamaju dan Titijati. “Yang mereka butuhkan tidaklah banyak. Hanya bantuan Rumpon Laut dan bibit lobster. Namun, selama ini mereka belum tersentuh,” kata LaNyalla.
Pada kesempatan temu nelayan itu, Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur ini meminta Yorrys Raweyai untuk menindaklanjuti dengan menghubungi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta. Yorrys meminta para nelayan untuk membentuk kelompok sehingga lebih mudah mendapat bantuan dari Pemerintah.
“Sebab pengajuan bantuan ke pemerintah lebih efektif atas nama kelompok nelayan. Jadi bukan orang per orang. Nanti kami di Komite II akan bantu sampaikan dan kawal sampai terealisasi,” ungkap Senator asal Provinsi Papua tersebut.
Menyangkut masalah pendidikan yang juga menjadi perhatian LaNyalla, terkait dengan belum adanya SMA Negeri di Wayharu. Sekolah tertinggi SMP Negeri Satu Atap. Itupun masih dengan akreditasi C. Satu-satunya SMK di Kecamatan Bengkunat harus ditempuh dengan jarak 39 KM. “Saya akan minta Komite III DPD RI, yang dipimpin Senator Sylviana Murni untuk memperhatikan hal ini.”
Menyangkut dana bantuan sosial (bansos) Pemerintah, rombongan senator itu mendengar langsung dari warga tentang bantuan yang tidak sampai ke mereka. “Jadi memang, semakin jauh dari pusat pemerintahan, semakin banyak yang harus disuarakan ke Pemerintah Pusat,” tandas LaNyalla.
Terkait keberadaan taman nasional Tambling, LaNyalla menilai masih perlu sentuhan infrastruktur agar dapat menjadi destinasi wisata, maupun destinasi penelitian terkait konservasi flora dan fauna serta alam.
“Lahan konservasi di sini sangat luas, ada 45.000 hektar. Itu baru sebagian dari 365.000 hektar hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Namun, untuk sampai ke daerah ini, harus melalui jalur laut dan udara, sulit ditempuh melalui jalan darat, masih perlu sentuhan infrastruktur.”
Sebab, lanjut LaNyalla, selain tempat pelestarian flora dan fauna, di TWNC juga terdapat obyek sejarah, Mercusuar Tambling. Yang menjadi saksi letusan Gunung Krakatau 1883. Juga ada beberapa destinasi yang punya potensi wisata, seperti Danau Sleman, Menjukut, Pantai Blambangan, dan beberapa titik untuk wisata penyelaman.
“Saya tadi berdiskusi panjang lebar dengan Pak Tommy, tentang ancaman climate change dan pentingnya pemerintah peduli kepada konservasi alam serta flora dan fauna. Karena ini menyangkut masa depan anak cucu kita dan umat manusia,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)