MADIUN, beritalima.com- Kota Madiun, Jawa Timur, ada kesempatan meraih Paritrana Award 2023. Pasalnya, Kota Madiun masuk tiga besar penghargaan terkait Jaminan Sosial Ketenagakerjaan tingkat Jawa Timur.
Saat ini, Kota Madiun masuk penilaian tahap kedua yakni wawancara dengan tim penilai. Wawancara antara Walikota Madiun, Dr. H. Maidi, dengan tim penilai, berlangsung di Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, Senin 29 Januari 2024.
Untuk diketahui, Paritrana Award merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah kepada daerah maupun pelaku usaha baik perusahaan skala besar, menengah, dan mikro yang mendukung penuh pelaksanaan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Kota Madiun, memiliki program jaminan sosial ketenagakerjaan. Program tersebut dulu bernama Siaga Kita (Program Asuransi Bagi Tenaga Kerja Sektor Informal Kota). Agar cakupannya bisa diperluas, program tersebut berubah menjadi JKK-JKM (jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian).
‘’Saat ini hampir 14 ribu orang yang telah kita masukkan dalam program ini dan komitmen kita ke depan jumlah ini harus terus bertambah,’’ kata Dr. H. Maidi, saat presentasi.
Tepatnya, ada 13.795 masyarakat Kota Madiun yang ter-cover program JKK-JKM hingga saat ini. Jumlah tersebut bukan hanya meliputi pekerja sektor informal seperti tukang becak, penarik gerobak sampah, kuli bangunan, penjual keliling, dan lain sebagainya. Namun juga menyentuh masyarakat dengan jenis pekerjaan yang lain, seperti modin, marbot masjid, ketua RT dan RW, dan lain sebagainya. Tak heran, Kota Madiun masuk nominasi tiga besar Paritrana Award Jawa Timur 2023.
‘’Asuransi ini penting dan sudah terbukti sangat membantu sekali. Program ini melindungi masyarakat miskin agar tidak bertambah miskin tatkala tulang punggungnya tiada,’’ jelasnya.
Dalam kesempatan ini, walikota tunjuk bukti ada seorang penarik gerobak sampah yang meninggal karena kecelakaan. Karena sudah ter-cover program JKK-JKM, ahli waris mendapatkan uang santunan sebesar Rp 42 juta. Kemudian anak-anak yang masih sekolah mendapatkan beasiswa hingga lulus.
“Artinya, kebutuhan pendidikan untuk masa depan si anak tetap terjamin. Orang meninggal tidak boleh meninggalkan kemiskinan. Makanya program ini terus kita perluas dan kita tingkatkan,’’ jelasnya lagi.
Sebelumnya Kota Madiun pernah mendapatkan penghargaan serupa pada 2021, lalu. (Kmf/editor Dibyo).
Dr. H. Maidi (nomor 2 dari kanan) atas.