BANGKALAN, beritalimacom— Tradisi Peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) di Madura, Jawa Timur, berlangsung hingga selama satu bulan, yakni selama bulan Rabiul Awal tahun Hijriah.
“Bagi umat Islam di Madura, Peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad atau yang kita sebut dengan ‘Maulid Nabi’ ini merupakan tradisi umat Islam di Madura ini,” ungkap tokoh ulama Madura, yang juga pengasuh PP. Roudlotut Tholibin Kombangan KHM Rofiq Marbawi H.A. di Bangkalan, Senin (12/12/2016).
Sehingga, sambung Kyai Rofiq, perayaan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak hanya digelar pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriah, akan tetapi selama satu bulan penuh di bulan itu.
Selain itu, Kyai Rofiq menambahkan bahwa perayaan Maulid Nabi tidak hanya digelar di tempat-tempat ibadah umat Islam, seperti masjid dan musallah, akan tetapi di rumah-rumah warga dengan cara mengundang para tetangganya dan sanak keluarganya.
“Makanya, selama bulan Rabiul Awal ini, hampir setiap hari umat Islam merayakan ‘Maulid Nabi’ yang digelar di rumah-rumah warga, bahkan sanak family yang merantau menyempatkan untuk pulang mudik” ujar Kyai Rofiq.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Madura, seperti di Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep umumnya dirayakan dengan membacakan puji-pujian kepada Nabi Muhammad atau pembacaan diba’ dan “Barzanji”.
Tradisi merayakan Maulid Nabi Muhammad sebulan penuh ini merupakan bukti kecintaan yang sangat tinggi masyarakat Madura, sehingga dilestarikan turun temurun.
Anggota Dprd Jatim, dari dapil Madura Abdul Halim berharap agar tradisi ini perlu dilestarikan, “ini bagus dan dapat dijadikan destinasi wisata budaya, wisata religi dan dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara,” ungkap politisi Partai Gerindra ini.
“Kita harus cerdas dan kreatif dalam mengeksplorasi khazanah kekayaan budaya kita,” tambah Ketua Fraksi Gerindra yang juga putra asli Madura ini. (IM)
