JAKARTA, Beritalima.com– Salah satu deklarator Partai Demokrat, Max Sopacua menyebut, ketidak cocokan PDIP dengan partai berlambang Bintang Mercy sudah lama masuk dalam sejarah perpolitikan nasional.
Bahkan ketidak cocolan tersebut sudah mulai terjadi ketika Megawati menjadi presiden 2002, tepatnya ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mau mencalonkan diri menjadi Presiden pada Pilpres 2004.
Kala itu, SBY adalah anggota kabinet Megawati. SBY dipercaya sebagai Menteri Koordinator (Menko) bidang Politik dan Keamanan (Polkam). “Jadi, itu sudah menjadi rahasi umum,” ungkap Max kepada Beritalima.com di Jakarta, Minggu (30/5) siang.
Pada suatu waktu, jelas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI 2009-2014 tersebut, SBY mendapat perrtanyaan dari Megawati apakah mau mencalonkan diri menjadi presiden pada Pilpres 2004. “SBY dengan tegas menyatakan tidak,” jelas Max.
Jadi, apa yang disampaikan Sekjen PDIP, Hasto Kristyanto itu sudah benar biarpun menggunakan konotasi Partai Beridiologi dan Berkarakteristik. “Jadi, para kader Partai Demokrat yang mempersoalkan masalah ini dinilai tidak mengetahui atau buta sejarah partai Demokrat,” jelas Max.
Karena itu, sebagai politisi senior yang ikut berjuang membesarkan Partai Demokrat sehingga mampu menjadi pemenang dalam pemilu legislatif 2009 mengingatkan agar para kader muda untuk belajar sejarah sehingga apa yang dikomentari tidak salah,” pesan Max.
Bukti yang nyata di depan mata, lanjut pria kelahiran Ambon 2 Maret 1946 tersebut, 10 tahun SBY menjadi presiden atau berkuasa, tidak pernah sekalipun Ibu Mega hadir di acara perayaan 17 Agustus yang digelar setiap tahunnya di Istana Merdeka.
“Ini bukti sejarah. Apa kader muda Demokrat ini masih mau nanya kenapa dan mengapa? Jadi, kalian belajar dulu sejarah sejarah agar tidak salah berbicara atau berkomentar, apalagi di media,” kata Max mengingatkan politisi muda.
Jadi, jelas Max, sampai kapanpun tidak akan pernah ada cela untuk Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk berkolaborasi dengan PDIP untuk Pemilu Pilpres. “Kecuali Partai Demokrat secara de fakto dipimpin Jenderal Purnawirawan Moeldoko,” demikian Max Sopacua. (akhir)
