Jabar–Beritalima.com Forum Pers Independent Indonesia (FPII) yang lahir atas dasar niatan khusus dalam menjalankan jurnalistik dan bernapaskan idealisme dan independen, tetap menjunjung tinggi semangat kebersamaan sebagai jiwa dan raga dalam tubuhnya.
Ketua Setwil FPII DKI Jakarta, Haris Supriono mengatakan, terbangunnya FPII bukan karena bayaran apalagi setoran. Sebagai kuli tinta dan juru warta yang independen, FPII tak mau dianggap sebagai “manusia munafik”. Sebab image wartawan independen dianggap sok jaim.
“FPII hadir bukan sebagai musuh Negara, karena tergabungnya awak media di FPII adalah manusia pilihan yang memiliki independensi tinggi dan tidak mudah tergoyah dalam menjalankan berbagai tugas jurnalistik,” kata Haris, Selasa (18/07) dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan di Jakarta.
Sebagai barometer pemerintahan di Republik ini, kata Haris, sangat berpengaruh kuat didalam menyajikan informasi-informasi ter up to date. Maka Tidaklah mudah menjadi jurnalis di Ibu Kota, tantangan dan rintangan pun tanpa sekat dan nafas.
“Maka rambu-rambu, etika, estetika, etitut adalah acuan ketat bagi awak media independen. Untuk itu kami bertekad akan memperkuat pondasi dengan nawaitu dan niat yang tulus dalam pengabdian kepada bangsa tercinta. Sebab terwujudnya cita -cita luhur, merupakan garda terdepan dan pilar ke empat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkapnya.
Keinginan kuat pihaknya bergabung dalam FPII hanya ingin memperkuat dan mempertahankan jiwa independensi sebagai jurnalis sejati, maka dengan semangat serta motto “Kami Jurnalis Bukan Teroris” adalah sebagai motivasi dan suport dalam langkah dan perjalanan sebagai pewarta.
Kepengurusan Sekretariat Wilayah(setwil) Forum Pers Independent Indonesia (FPII) DKI Jakarta resmi dikukuhkan oleh ketua setnas FPII yang bertepatan diacara Wisata Rimba Gunung Gede Pangrango Cibodas Jawa Barat, 15 Juli 2017.
Dalam sambutannya, ketua setwil DKI Haris Supriyono ucap syukur atas disahkannya kepengurusan setwil DKI. “Alhamdulillah, atas kekuatan dan kebesaran Alloh SWT hingga keinginan menjadikan FPII melebarkan sayapnya terwujud,” sambutnya dengan penuh harap.
Sambungnya, “dengan terbentuknya FPII Sekretariat Wilayah DKI Jakarta, maka semakin besar kekuatan kegiatan kejurnalistikan di Ibu Kota tercinta ini. Sehingga FPII yang dianggap forum “sampah” kini terbukti mampu dalam berkarya tanpa ada pendana.
“FPII hadir dengan kekuatan jurnalis independen yang benar-benar lahir dalam keberagaman dari sekian ratus media massa,” ucap Haris.
Haris menambahkan, FPII Setwil DKI Jakarta telah mendapatkan amanah dalam menjalankan roda organisasi kepengurusan kewartawanan guna membentuk karakter dan mencetak jiwa-jiwa jurnalis yang professional serta menjunjung tinggi independensi jurnalistik sejati.
Kebanggaan bagi FPII Setwil DKI Jakarta menjadi catatan penting. Pengukuhan kepengurusannya mendapat dukungan dari berbagai pihak.
“Untuk itu saya sampaikan terima kasih kepada Ketua Presidium FPII Kasih Hati beserta seluruh jajarannya, Ketua Setnas, Mustofa Hadi Karya beserta Jajarannya, Dewan pembina Mayjen (purn) Tatang Zaenudin, Direktur Rumah Media D. Roy Wijaya, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Adison serta seluruh tim panitia dan temen temen media yang ikut serta menyaksikan pengukuhan kepengurusan setwil kami,” ujar Haris.
(Cristy)