Denny JA
“Kita sudah melihat cahaya di ujung terowongan. Virus Corona segera kita kalahkan.”
“Dua minggu atau tiga minggu setelah lebaran, di bulan Juni 2020, kita akan kembali bekerja di luar rumah. Tentu kita berkerja secara bertahap. Protokol kesehatan harus dipatuhi sampai vaksin ditemukan.”
Ini salah satu prediksi LSI Denny JA dua bulan sebelum bulan Juni 2020. Di bulan April 2020. Awalnya prediksi itu disampaikan lewat Youtube.
Hanya dalam waktu dua- tiga hari, video Youtube itu dilihat lebih dari seratus ribu view. Beberapa stasiun TV ikut memutar dan mendiskusikannya.
Kepada teman-teman LSI, saya katakan. Ini era kita masih dilarang berkumpul. Tapi kita menolak hanya berdiam diri berpangku tangan di rumah. Kita peneliti. Di era lockdown, PSBB, kita tetap seorang peneliti. Seorang peneliti tak boleh henti meneliti.
Memang tak bisa kita melakukan konferensi pers seperti biasa. Survei tatap muka secara nasional juga kepentok oleh PSBB. Tapi selalu ada solusi bagi yang mencari.
Banyak data riset di luar sana yang bisa kita olah. Publik perlu kita berikan info segar berbasikan riset. Apalagi jika itu berita gembira.
Trend data kasus terpapar virus corona yang disampaikan Gugus Tugas saat itu, juga Worldometer, juga dari Singapore University of Technologi and design, menunjukkan puncak pandemik akan terlampaui. Basis data sudah cukup untuk sebuah prediksi.
Abrakadabra. Bahkan konferensi pers pun, di era PSBB akhirnya tetap bisa LSI Denny JA, tanpa melanggar aturan.
Prediksi itu LSI Denny JA segera viral. Terutama di bulan Mei 2020, psikologi publik mulai menurun. Umumnya mereka jenuh karena sudah berminggu terkurung di rumah. Tabungan ekonomi juga menipis. Penghasilan berkurang bahkan terhenti.
Kekhawatiran terpapar virus corona sangat tinggi. Kekhawatiran terkena virus ekonomi, sulit memenuhi kebutuhan hidup juga tinggi. Ketidak pastian hidup memuncak.
Prediksi LSI Denny JA bahwa bulan Juni kita akan bekerja kembali, memberikan air segar. Ia memberikan kepastian. Ia membawa harapan. Apalagi prediksi ini berbasis riset.
Prediksi Denny JA itu menjadi viral karena sesuai dengan harapan publik.
-000-
Umumnya ilmu sosial hanya menjelaskan fenomena sosial. Namun untuk kasus tertentu, ilmu sosial seperti ilmu alam, juga digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi.
LSI tercatat berhasil memprediksi pemenang pilpres sebulan sebelumnya, selama empat kali pilres (2004, 2009, 2014, 2019).
Memprediksi aneka isu pandemik virus corona sebuah tantangan. Ini peristiwa yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup.
Demikianlah sepanjang era pandemik, LSI Denny JA mengambil peran tak biasa. Selama era pandemik April- Juni 2020, sudah lima kali LSI melakukan konferensi pers hasil riset. Setidaknya sudah lima prediksi yang ia buat.
Pertama adalah prediksi di atas: publik akan mulai bekerja lagi secara bertahap di bulan Juni 2020. (1)
Kedua, prediksi 99 persen masalah virus corona selesai di bulan Juni 2020 di Indonesia. Prediksi ini dibuat berdasarkan modeling. Dengan asumsi aturan protokol dipatuhi. Jika asumsi tak dipenuhi, dengan sendirinya, prediksi terganggu (2a)
Namun dalam konferensi pes berikutnya, LSI Denny JA meriset penyelenggaraan PSBB di aneka wilayah. Temuannya, PSBB tak berefek maksimal. LSI menyatakan pelaksanaan PSBB tak ada yang masuk kategori memuaskan. Banyak publik tak mematuhi PSBB. (2b)
Ketiga, prediksi 99 persen masalah vaksin teratasi sebelum vaksin ditemukan. Di era itu memang akan tetap terjadi penularan virus corona. Namun virus corona tak lagi signifikan mengganggu ruang publik. (3)
Keempat, prediksi ketika vaksin ditemukan, masalah virus corona akan tetap ada. Namun efeknya hanya seperti flu biasa. Ia tak lagi mematikan. Itu akan terjadi sekitar Juni 2021. (4)
kelima: prediksi akibat kecemasan publik atas isu ekonomi yang melampaui kecemasan publik atas isu terpapar virus corona. Akibatnya, tingkat kontrol penyebaran virus corona akan dialihkan ke tingkat yg lebih rendah: RT, RW, kelurahan, dll (5)
-000-
Apa yang terjadi dengan lima prediksi LSI itu untuk virus corona? Mayoritas prediksinya itu relatif akurat. Jika ada prediksi yang tak terjadi itu karena asumsi modelnya tak dipenuhi.
Pertama, benar di bulan Juni 2020 secara bertahap publik mulai kerja lagi. BUMN mengawalinya.
Di Jakarta mulai tanggal 5 Juni 2020 rumah ibadah dibuka. Berikutnya area publik lain mengikuti, mulai dari kantor hingga mall dan resto. LSI Denny JA mencatat 158 wilayah, di lima pulau besar, bisa bekerja di bulan Juni 2020.
Kedua, bulan Juni 2020 memang terjadi turunnya virus corona secara signfikan. Zona merah dari 108 wilayah menurun menjadi 57 wilayah.
Tapi yang terpapar virus corona masih banyak setelah Juni berakhir. Pun soal ini, prediksi LSI Denny JA tak bisa dianggap salah. Kepatuhan pada PSBB dan protokol kesehatan yang disyaratkan untuk modeling prediksi itu dilanggar.
Itu memang sejak awal sudah diperhitungkan. Yang akan diprediksi adalah peristiwa sosial, bukan peristiwa alam. Banyak hal tak terduga bisa terjadi. Prediksi yang bertanggung jawab harus menyertakan asumsi dan disclaimer. LSI Denny JA juga mempublikasikan asumsi dan disclaimer menyertai prediksi.
Ketiga, prediksi 99 persen virus corona bisa diatasi sebelun virus corona ditemukan juga terbukti. Prediksi ini terjadi di beberapa negara. Antara lain New Zealand, Vietnam, Taiwan, Iceland dan lainnya. Kisah negara sukses ini menjadi pelajaran negara lain.
Keempat, prediksi vaksin virus corona akan ditemukan sebelum bulan Juni 2021 besar kemungkian juga akurat. Bahkan Indonesia pun ikut mencari vaksin yang hampir membuahkan hasil.
Lembaga di luar negeri apalagi berlomba menemukan virus. Banyak yang optimis.
Kelima, prediksi karena kesulitan ekonomi, aneka pembatasan sosial akan fokuskan kepada tingkat wilayah yang lebih rendah seperti RT/Rw, juga besar kemungkinan terjadi.
Terlalu besar biaya ekonomi jika kembali diberlakukan pembatasan sosial berskala provinsi.
Dari lima prediksi LSI Denny JA itu, mayoritas sudah dan akan terlaksana.
Tapi ini bukan karena akurasi. Bukan karena prediksi umumnya terlaksana. Spirit itu yang menggairahkan. Seorang peneliti tak boleh henti meneliti. Seorang entrepreneur tak boleh diam.
Ketika masyarakatnya terpuruk, cari solusi. Pro aktif. Berikan berita gembira. Tularkan harapan, tentu yang berdasarkan hasil riset. Spirit Ini yang berharga untuk terus ditumbuh-tumbuhkan.***
Juli 2020
Catatan
1. Prediksi pertama LSI Denny JA, kita bisa bekerja kembali secara bertahap di bulan Juni 2020https://nasional.okezone.com/amp/2020/05/16/337/2215118/riset-lsi-denny-ja-indonesia-bisa-mulai-bekerja-di-luar-rumah-juni-2020
2. Prediksi kedua LSI Denny JA, 99 persen masalah Corona di Indonesia selesai di bulan Juni 2020, jika protokol kesehatan dan PSBB dipatuhi
a) https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-01375697/berita-baik-riset-lsi-99-persen-virus-corona-di-indonesia-tuntas-pada-juni-2020
b) https://m.republika.co.id/amp/qa2bfy318
3. Prediksi ketiga LSI Denny JA, 99 persen masalah Corona selesai sebelum vaksin ditemukan
https://amp.beritasatu.com/nasional/626715-lsi-denny-ja-99-kasus-covid19-tuntas-sebelum-vaksin-ditemukan
4. Prediksi keempat LSI Denny JA, vaksin ditemukan sekitar bulan Juni 2021. Setelah Vaksin ditemukan, Virus Corona hanya seperti flu biasa
https://m.tribunnews.com/amp/corona/2020/05/16/vaksin-virus-corona-kemungkinan-ditemukan-1-tahun-lagi-lsi-denny-ja-indonesia-mustahil-menunggu
5. Prediksi kelima, akibat kecemasan publik atas ekonomi lebih tinggi dibandingkan kecemasan atas virus corona, PSBB tak lagi dilakukan di tingkat provinsi. Biaya ekonominya terlalu mahal. Kontrol dilakukan di tingkat yang lebih rendah: RT/RW hingga kelurahan (desa).