Catatan: Yousri Nur Raja Agam
PERCAYA atau tidak, ternyata angka-angka yang muncul mengantarkan kemenangan pasangan ganda putri Bulutangkis Indonesia di arena Olimpiade Tokyo 2020. Yang akibat pandemi Corona Virus Desiase tahun 2019 (Covid-19) yang melanda dunia, pelaksanaan Olimpiade ditunda pertengahan tahun 2021.
Bagi bangsa Indonesia, bulan Agustus 2021, merupakan peringatan HUT ke 76 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebelum tanggal 17 Agustus 2021, sebagai peringatan HUT Kemerdekaan itu, pada tanggal 2 Agustus 2021, terjadi peristiwa luar biasa di Olimpiade Tokyo. Betapa tidak, tanggal 2 Agustus 2021 itulah terjadi “puncak” emosional Rakyat Indonesia menjelang 76 tahun peringatan Indonesia Merdeka.
Saat menonton siaran langsung pertandingan bulutangkis ganda putri Indonesia, melawan pasangan China, suasana di seluruh Indonesia gemuruh. Tertuju kepada usaha perebutan medalu emas Olimpiade Tokyo itu dari cabang bulutangkis.
Luar biasa, pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, membuktikan, bahwa di bumi Sakura itu, pukul 13.17 WIB atau 15.17 WT (Waktu Tokyo) itu, Sang Merah Putih, bendera kebangsaan Indonesia dikerek menuju puncak tampilan bendera pemenang. Sebagai pertanda atlet Indonesia berhasil meraih medali emas Olimpiade Tokyo. Suasana semakin haru, karena bersamaan dengan itu, berkumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Berjuta pasangan mata yang menonton televisi, siaran langsung upacara “penobatan” kemenangan Indonesia di Musashino Forest Sports Plaza, di samping Stadion Ajinomoto untuk sepakbola itu, benar-benar tak mampu menahan rasa. Bercampur aduk, gembira, bangga dan macam-macam. Bahkan ada yang meneteskan airmata bahagia.
Dua puteri Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, memberi penghormatan sembari mulutnya bergoyang di balik masker Merah Putih. Pertanda mereka berdua ikut melantunkan lagu Indonesia Raya. Dari panggung teratas, Juara Pertama, sebagai peraih medali emas ganda puteri Bulutangkis, Olimpiade Tokyo itu, mata mereka terfokus ke Sang MerahPutih yang bergerak perlahan naik.
Sang Merah Putih berada di tengah. Di kirinya bendera China, sebagai Juara Kedua peraih medali Perak dan di kanan mengikuti bendera Korea sebagai Juara Ketiga perairan medali perunggu.
Memang, luar biasa, menegangkan jalannya pertandingan ganda putri Indonesia di final bulutangkis Olimpiade ini. Greysia yang berpasangan dengan Apriyani melawan pasangan ganda putri China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Tidak tanggung-tanggung, Greysia/Apriyani, mengalahkan lawannya dua set langsung, 21-19 dan 21-15.
Angka Keramat versi Yousri
Jumlah angka keramat ini: 21+19+21+15= 76. Selamat dan Dirgahayu 76 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Ada lagi, peristiwa ini terjadi tanggal 2 bulan 8 tahun 21.
Diwujudkan, dengan kemenangan 2 set langsung (tanggal 2).
Kemenangan pasangan ini 8, yaitu 2 pada set pertama (21-19) dan 6 pada set ke 2 (21-15). Nah, jumlah 2÷6= 8 (bulan Agustus).
Dan skor tertinggi pertandingan bulutangkis ini 21 (Tahun 2021).
Ayoooo, bagaimana, cocok kan?
Betapa tidak bangga dan menyambut dengan rasa gembira kemenangan Greysia/Apriyani, karena ini adalah emas pertama kontingen Indonesia dalam Olimpiade Tokyo 2021.
Medali Perak dan Perunggu
Menyusul pada hari yang sama, pemain tunggal putra bulutangkis Indinesia, Anthony Sinisuka Ginting, memperoleh medali Perunggu, sebagai Juara Ketiga. Sedangkan Juara Pertama, medali emas direbut oleh Viktor Axelsen dari Denmark dan Juara Kedua, medali Perak, diraih Chen Long atlet China.
Kecuali itu, sebelumnya Tim Merah Putih sudah meraih tiga medali, semuanya dari cabang angkat besi. Satu medali perak dan 2 perunggu.
Tiga medali yang disumbang angkat besi pada Olimpiade Tokyo diberikan oleh Eko Yuli Irawan dari kelas 61 kg putra (perak), Windy Cantika Aisah dari kelas 49 kg putri (perunggu), dan Rahmat Erwin Abdullah dari kelas 73 kg putra (perunggu).
Demikian laporan singkat sementara dari Tokyo, Jepang. (*)