Media MUI Harus Jadi Pilihan Umat Berada di Tengah Sesuai Prinsip Wasathiyah

  • Whatsapp

Jakarta | beritalima.com — Media merupakan corong sekaligus kepanjangan tangan MUI dalam menyampaikan pesan-pesan Islam yang mencerahkan. Karena itu, media MUI harus menjadi pilihan umat, media mainstream terpercaya, tidak ekstrem kanan atau kiri, tapi berada di jalan tengah sesuai prinsip Islam wasathiyah.

Ujar Buya Amirsyah Tambunan, Sekjen DPP MUI usai sambutan dan membuka acara Standarisasi dan Optimalisasi Media MUI se-Indonesia yang digelar Komisi Infokom MUI baik offline maupun online melalui zoom meeting, diterima beritalima.com, pada Senin (1/7/2025)

Buya menekankan, media MUI harus menjadi rujukan utama umat Islam di tengah derasnya arus informasi digital. Menurutnya, media MUI memiliki peranan yang sangat penting, tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk persepsi dan menjaga akidah umat.

“Bersyukur bahwa media MUI sudah menjadi rujukan bagi media-media konvensional dan umat, terutama dalam mengakses informasi keagamaan,” ucapnya.

Senada seperti disampaikan Ketua Infokom MUI KH Mabroer MS berdasarkan data yang ada, media yang dikelola Infokom MUI yakni website MUI telah menjadi rujukan media-media konvensional dan umat. Sekjen pun menyebutkan ada tiga standar utama dalam pengelolaan media MUI, baik pusat maupun daerah.

Pertama, standar isi yaitu kekuatan nilai (value) dan pesan dakwah Islam yang disampaikan berdasarkan Islam Wasathiyah. Kedua, standar proses yang mengatur bagaimana komunikasi dilakukan secara efektif dan etis. Ketiga, standar kompetensi, yaitu peningkatan kapasitas sumber daya manusia bagi pengelola media MUI.

“Pentingnya pemahaman Islam wasathiyah menjadi pilar arus utama media MUI, baik majalah, webshite, media sosial, dan tv, agar misi dakwah terhadap rahmatan lil alamin dapat dikembangkan dengan baik,” jelasnya.

Ia pun menilai, pentingnya pemahaman komunikasi persuasif, keterampilan menyampaikan pesan secara bijak, dan kemampuan menyelesaikan dinamika atau konflik yang mungkin timbil di ruang publik.

Tuturnya, tidak semua hal yang benar harus disampaikan jika tidak disesuaikan dengan konteks dan audiens.

“Harus ada pertimbangan matang sebelum berbicara. Kita harus menyampaikan yang benar, tapi tidak semua yang benar harus disampaikan,” tegasnya.

Masih ditegaskan Buya Amirsyah Tambunan, pengembangan media MUI harus berpijak pada dokumen jihad media yang telah disusun pada Munas MUI di Surabaya pada 2015.

“Media MUI bisa hadir sebagai referensi publik yang profesional, berwawasan luas, dan berpijak pada nilai-nilai Alquran dan sunnah,” imbuhnya.

Jurnalis : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait