Oleh:
Rudi S Kamri
Bukan Gubernur DKI Jakarta kalau tidak nyleneh dan mbalelo terhadap Pemerintah Pusat. Pada saat semua daerah lain di Indonesia takzim menggunakan data dan informasi dari situs web Kementerian Kesehatan tentang virus corona novel (Covid-19) sebagai rujukan dan referensi, Pemda Provinsi DKI Jakarta bersikap asal beda dan mbalelo dengan membuat situs sendiri corona.jakarta.go.id.
Ini perlawanan kesekian kalinya dari Gubernur DKI Jakarta terhadap Presiden cq Pemerintah Pusat khususnya terkait epidemi virus corona. Sebelumnya bersama pasangan abadinya Fahira Idris, Gubernur DKI Jakarta juga dengan sok jagoan menyebarkan informasi sesat (hoax) terkait suspect yang terpapar virus corona di Jakarta. Untung saja Menteri Kesehatan Terawan sigap mengkoreksi informasi dari Gubernur DKI Jakarta.
Dan hebatnya seolah menunjukkan perlawanan yang frontal informasi dan data yang disajikan dalam situs Corona Jakarta BERBEDA dengan data resmi dati Pemerintah Pusat. Ini mengakibatkan masyarakat bingung dan tidak punya pegangan data dan informasi yang pasti.
Lucunya lagi Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny G Plate terlihat gamang dan tidak berani menegur kelakuan buruk Gubernur DKI Jakarta atau mengambil tindakan tegas menutup situs tersebut. Padahal dia mempunyai kewenangan dan kekuasaan untuk melakukan hal itu. Dia hanya memberikan teguran melalui media massa dan teguran itupun terkesan basa- basi.
Kelakuan lancung Gubernur DKI Jakarta dan pembiaran yang dilakukan oleh Pembantu Presiden merupakan preseden buruk dalam sistem ketatanegaraan kita. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan diikuti oleh Kepala Daerah lain. Dan kalau ini terjadi merupakan pembangkangan masif dan sistematis dari Kepala Daerah kepada Pemerintah Pusat. Dan yang jadi korban tentu saja masyarakat umum. Kita sebagai rakyat kehilangan acuan data dan informasi akurat yang terpercaya.
Saran saya, Pemerintah Pusat cq Kemenkominfo harus berani mengambil tindakan tegas untuk menutup situs web yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta. Agar di satu sisi kewibawaan Pemerintah Pusat dapat dijaga dan sisi yang lain masyarakat mendapat sajian informasi dan data terpusat dan terpercaya.
Melihat para pembantu Presiden Jokowi yang memble seperti ini saya sangat menyayangkan. Kembali terjadi para pembantu Presiden tidak mampu menjaga kehormatan dan kewibawaan Presiden. Coba kalau saya jadi pembantu Presiden, pasti saya akan tebas habis seketika dan serta merta tanpa ampun perilaku nyeleneh Gubernur DKI Jakarta tersebut. Agar dia tidak semakin merajalela dan berpengaruh buruk pada masyarakat Indonesia.
#GemasTingkatDewa
Salam SATU Indonesia
11032020