Melihat Dengan Kaca Mata Kuda

  • Whatsapp

beritalima.com | Berbahagialah kita semua masih diberikan nikmat sehat dan panca indera yang sempurna. Kedua hidung bisa untuk merasa, kedua telinga untuk mendengar, kedua tangan untuk memegang, kedua kaki untuk melangkah dan kedua mata bisa melihat indahnya dunia. Lain halnya dengan mereka yang mengalami keterbatasan, tidak bisa melihat dengan sempurna.

Kesempurnaan hidup malah membuat mereka lupa kepada Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak jarang perilaku mereka tidak patut, banyak wakil rakyat yang korup dan para pejabat yang tidak paham dengan penderitaan rakyat.

Penderiraan rakyat kecil dalam memenuhi kebutuhan hidup setiap hari, bagaimana susahnya lulusan sekolah tinggi mencari kerja, dan orang-orang desa yang membanting tulang demi membesarkan si buah hati. Ironisnya para wakil rakyat dan pejabat di negeri ini melihat semua fenomena itu dengan “kaca mata kuda”.

Istilah kacamata kuda sering kita pakai untuk menggambarkan perilaku orang yang egois yang bertindak tanpa melihat kanan kiri yang penting tujuannya tercapai tidak peduli walaupun orang disekitarnya menderita. Dan istilah ini mungkin cocok bila kita sematkan pada wakil rakyat dan pejabat di negara kita tercinta ini, yang tindakannya terus memperkaya diri dan kelompoknya tanpa mau peduli pada penderitaan rakyat.

Karut marutnya negeri ini, dimulai dari perbuatan wakil rakyat dan para pejabat yang sewenang-wenang. Sehingga kita semua yang menanggung akibatnya.

Lain halnya jika wakil rakyat dan pejabat itu mau melihat dengan mata hati. Mau mendengar dan merasakan penderitaan rakyatnya. Sehingga semua kebijakan yang diambil bermanfaat, bagi warga masyarakat bangsa dan negara.

Al-bashiroh adalah cahaya hati yang bisa melihat hakikat segala sesuatu. Ia tidak tertipu dengan tampilan luar dan bisa melihat hakikat kebaikan atau keburukan dibaliknya.

Melihat dengan mata hati tentunya tak semua orang mampu. Apalagi bagi kita yang berhati kotor dan tak bercahaya. Sehingga perlu dibersihkan terlebih dahulu. Perlu juga menajamkan mata hati dengan keimanan yang kuat agar mampu melihat dengan menerobos batas-batas dunia.

Jika wakil rakyat yang terhormat dan para pejabat mau melihat dengan mata hati, maka akan terwujud masyarakat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Hakikat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur merupakan keadaan negeri yang menjadi dambaan dan impian seluruh manusia. Yaitu sebuah negeri yang memiliki gambaran sebagai negeri yang selaras antara kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya. Negeri yang subur dan makmur, namun penduduknya tidak lupa untuk bersyukur. Negeri yang seimbang antara kebaikan jasmani dan rohani. Negeri yang aman dari musuh, baik dari dalam maupun dari luar. Negeri yang maju, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu pengetahuan. Negeri dengan penguasa yang adil dan shalih, dan penduduk yang hormat dan patuh. Negeri yang di dalamnya terjalin hubungan yang harmonis antara pemimpin dan raknyatnya, yaitu dengan terwujudnya saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Harapan kami, sudahi semua perbuatan yang kurang terpuji, jika kita ingin mendambakan negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Mari kita semua saling instrospeksi diri, bersatu, bergotong royong dan bergandengan tangan untuk menuju masa depan gemilang.

Jika bukan sekarang mau kapan lagi, dan jika bukan kita yang melakukan terus siapa lagi. Tidak ada kata terlambat untuk berbenah. Tidak ada waktu yang terbuang percuma, jika kita mau belajar dari kesalahan masa lalu.

Sekali lagi, kami ingatkan kepada wakil rakyat yang terhormat dan para pejabat di negeri ini. Lihatlah karut marut yang menyebabkan masalah di negeri ini dengan mata hati, jangan melihat dengan “kaca mata kuda”. Bagaimana pendapat Anda.

Surabaya, 24 September 2019

Cak Deky

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *