beritalima.com | Seorang pemimpin yang menerima amanah dari Tuhan seharusnya memiliki keikhlasan untuk menerima peran tersebut dan melayani tanpa pamrih. Ikhlas yang berarti memiliki hati yang bersih dan tulus, terbebas dari kepentingan pribadi atau kelompok, merupakan ciri orang yang mensyukuri Rahmat Tuhan. Bentuk dari keikhlasan tersebut adalah menyikapi pekerjaan sebagai skenario Tuhan.
Pekerjaan atau amanah yang diberikan oleh rakyat adalah suci adanya. Oleh karenanya seorang pemimpin perlu melakukannya dengan kesucian dan bekerja semata-mata untuk mencari ridha Tuhan Yang Maha Esa. Pekerjaan yang dicintai, dijalani dengan sebaik-baiknya akan mendatangkan manfaat yang lebih besar, tidak hanya bagi seorang pemimpin, namun juga bagi warga masyarakat.
Makna kerja ikhlas disini adalah kerja hati. Seseorang yang kerja keras dan kerja cerdas belum tentu mampu bekerja ikhlas. Maka dari itu, kita juga harus melatih diri kita untuk bekerja ikhlas, supaya hari-hari penuh dengan ibadah.
Hati, seperti yang kita sudah ketahui, adalah pusat dari perasaan. Kita dapat merasa, menyadari, mengalami, dengan menggunakan hati. Tetapi, jika bicara mengenai perasaan, sesungguhnya, hati adalah pusat dari perasaan yang masuk pada golongan emosi tinggi yaitu rasa indah, rasa tenang, rasa damai, rasa nyaman, rasa bahagia. Sehingga, hati adalah kunci dari hubungan sosial dengan sesama dan hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Karena rasa yang sejati, tercermin dari kualitas hubungan tersebut.
Bekerja dengan penuh rasa cinta membuat seseorang lebih fokus dalam bekerja. Tanpa adanya rasa cinta pada pekerjaan, terkadang membuat orang kerap mengeluh, sehingga fokusnya justru terpaku pada bagian tidak menyenangkan dalam pekerjaan itu. Bila orang menyukai pekerjaannya, dia akan lebih mudah fokus dan tidak cepat bosan. Bersamaan dengan rasa suka, fokus bekerja berarti orang bisa bekerja secara lebih efektif sambil tetap merasa senang. Sehingga, meskipun bekerja keras dan fokus, orang tidak akan mudah merasa lelah.
Melihat dengan hati, bekerja dengan rasa cinta, keduanya jika dijalani dengan tekun dan kusu’ akan menghasilkan manfaat yang luar biasa besar bagi kehidupan ini. Hati yang ikhlas menjadi spirit atau ruh setiap ibadah bagi umat Muslim. Ikhlas ini akan menjadi penilaian yang tertinggi bagi semua ibadah umat manusia. Karena dengan Ikhlas maka ibadah hanya ditujukan kepada sang Khaliq, tidak untuk mendapatkan pahala semata yang telah dijanjikan tetapi benar-benar sebagai perwujudan Iman dan Taqwa, dan akhirnya hanya Ridha Allah yang diharapkan sang hambaNya.
Jaman boleh berubah, teknologi informasi boleh semakin maju, tetapi mata hati dan olah rasa tetap menjadi motivasi diri jika ingin mendapatkan hasil yang barokah.
Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, jika kita benar-benar mau berusaha dengan sekuat tenaga. Melihat pakai hati dan bekerja dengan rasa cinta sebagai sarana untuk menuju kebahagiaan sejati. Hati yang tulus ikhlas dan rasa cinta yang mendalam menjadi kunci atau jembatan menuju manusia berbudi luhur.
Jika kita mau memperoleh kebahagiaan sejati, mengatasi persoalan hidup, melihatlah pakai mata hati dan bekerjalah dengan rasa cinta. Niscaya semuanya akan berjalan dengan lancar dan mulus. Manusia hidup pasti pernah mendapati sebuah permasalahan, tinggal bagaimana kita mensikapinya. Solusi terbaik untuk mengurai masalah hidup tersebut adalah melihat memakai mata hati dan bekerja dengan rasa cinta. Dipastikan semua masalah yang kita hadapi ada jalan keluarnya. Harmoni kehidupan ini dan tahapan seorang pemimpin berbudi luhur itu, semuanya dimulai dari bagaimana mereka melihat persoalan memakai mata hati, dan menyelesaikan problema dengan rasa cinta. Bagaimana pendapat Anda?
Surabaya, 10 Oktober 2019
Cak Deky