Penulis Wartawan Berita Lima :Gede Siwa
Ada ungkapan peribahasa kuno mengatakan,”Tak Kenal Maka Tak Sayang”, awalnya nama Pulau Nusa Penida tidak terlalu banyak masyarakat Indonesia tahu keberadaan pulau ini.
Namun seiringan dengan waktu,begitu melesatnya dunia Pariwisata Bali,nama Nusa Penida semakin dilirik oleh sejumlah investor ingin mengembangkan usahanya di bidang Pariwisata.
Pulau Nusa Penida yang dijuluki telor ‘emasnya’ Pulau Bali,berbicara soal Pariwisata Nusa Lembongan rupanya lebih duluan berkembang dengan Nusa Penida.
Sedikit gambaran Nusa Penida yang terdiri dari tiga Pulau,Nusa Lembongan,Nusa Ceningan dan Nusa Penida.Nusa Lembongan Dan Nusa Ceningan terlihat dahulu geliat Pariwisatanya lebih lebih berkembang dengan baik.
Nusa Penida mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara,memiliki masyarakatnya dengan sadar wisata,masyarakat Nusa Penida memiliki filosofi “The Guest Of The King” tamu bagi masyarakat Nusa Penida adalah raja,maka dari itu setiap tamu yang berkunjung ke Nusa Penida patut mendapat layanan layaknya seorang raja.
Pesona objek wisata alamnya di pulau ini tidak kalah menarik dengan objek wisata di daerah lain di Indonesia.Panorama pantainya,sedikit bertebing dengan bibir pantai pasir putih,seperti Atuh Beach,Penida Beach dan beberapa pantai yang lain,jika berkunjung ke Nusa Penida wajib untuk dikunjungi.
Begitupun panorama alamnya,gunung telatapis,serta panorama air mancur Pagoyangan,Pasih huug dengan legenda sejarah yang memiliki mestik,tidaklah lengkap berkunjung ke Nusa Penida jika tidak berkunjung ke objek wisata ini.
Soal keramahan masyarakatnya,dijamin aman serta ramah.Nusa Penida juga memiliki makanan khas,tentunya dapat menggoyang lidah setiap wisatawan yang berkunjung di daerah ini.Ada Ledo-Ledo,mirip bubur Manado,dan seafood,tentunya kuliner laut dengan cita rasa tiada duanya.Ini semua hasil tangkapan nelayan lokal daerah Nusa Penida.
Penginapan dan Restauran,sepanjang bibir pantai dari Semaya menuju Toya Pekeh akan menawarkan pada pengunjung dengan harga relatif terjangkau.(Gede Siwa)