Oleh : Bambang Supriadi Ketua DPD LDII KSB
Setidaknya tercatat tiga hari penting terkait pohon, yaitu Hari Menanam Sejuta Pohon Sedunia 10 Januari, Hari Pohon Sedunia 21 November dan Hari Pohon Indonesia 28 November yang ditetapkan dengan Kepres 24 Tahun 2008. Kesemuanya memberikan makna betapa penting pohon bagi kehidupan makhluk hidup. Karenanya pohon perlu dilindungi dan dilestarikan serta diupayakan tetap terjaga keseimbangannya. Artinya bila keberadaan pohon di suatu lokasi terasa kurang sudah tentu diperlukan upaya penanaman. Di sinilah pentingnya hari pohon sebagai refresher untuk mengevaluasi keberadaan pohon di sekitar kita.
Nah, saat ini apakah kita berada di kawasan banyak pohon atau kekurangan pohon? Mumpung dalam musim hujan dan masih dalam suasana Hari Menanam Sejuta Pohon Sedunia 10 Januari mari kita galakkan penanaman pohon di tahun 2020 ini untuk menjaga keseimbangan alam dan memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk.
Menanam vs Menumbuhkan
Adanya aktivitas atau gerakan menanam pohon harus dimaknai secara masif, tidak hanya sekedar menanam namun harus ada upaya menumbuhkannya hingga menjadi pohon. Sebab aktivitas menanam pohon baru akan terasa manfaatnya ketika hasilnya benar-benar berwujud pohon.
Pada hakekatnya menanam pohon adalah sebuah aktivitas dan harapan bahwa yang ditanam itu kelak akan menjadi pohon. Sebenarnya yang ditanam itu bukan pohon melainkan bibit yang masih berada dalam fase atau strata semai (seedling). Perubahan semai menjadi pohon melewati fase pancang (sapling) dan tiang (pole), baru kemudian menjadi pohon (tree) yang membutuhkan waktu yang cukup lama tergantung jenis, tempat tumbuh dan upaya pemeliharaan maupun perlakukannya.
Yang tidak kala pentingnya dari rangkaian kegiatan menanam pohon adalah kegiatan monitoring untuk mengevaluasi keberhasilannya. Indikator yang digunakan adalah persentase tanaman yang hidup atau jumlah pohon per hektar. Kegiatan penanaman dikatakan berhasil dan memperoleh nilai tertinggi jika terdapat 90% atau lebih tanaman yang tumbuh atau minimal 625 pohon per hektar, meminjam kriteria dalam Permenhut Nomor P60/Menhut-II/2009 . Untuk mencapai hasil 90% itu tidaklah muda, apalagi mempertahankannya hingga menjadi pohon sangatlah sukar.
Mengingat susahnya menumbuhkan pohon maka pohon yang di sekitar kita perlu dilindungi dan dijaga keberadaannya. Sehingga manfaat pohon tidak hanya ada dalam tataran teori namun yang lebih penting manusia dan makhluk hidup lainnya bisa menikmatinya.
Menikmati udara segar dan sejuk sebagai hasil kerja pohon dalam memproduksi oksigen dan mereduksi karbon di udara merupakan salah satu manfaat pohon bagi kehidupan. Semakin banyak pohon maka produksi oksigen bagi kebutuhan makhluk hidup semakin besar pula. Demikian juga dengan gas karbon yang diserap akan semakin banyak. Tingginya oksigen dan rendahnya gas karbon di udara membuat suasana sekitar terasa sejuk.
Agar bisa menikmati udara segar dan sejuk maka lingkungan di sekitar kita perlu ditumbuhi pepohonan. Jika pohonnya belum ada atau masih jarang maka perlu upaya penanaman dan pemeliharaan agar mampu tumbuh dan berkembang menjadi pohon yang bermanfaat bagi kehidupan semesta alam.
Untung Rugi Menanam Pohon
Jika kita membolak-balikkan kembali lembaran dokumen kegiatan penanaman yang pernah dilakukan maka kita akan menemukan banyak proyek atau gerakan penanaman pohon yang gagal. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Cara penanaman yang asal-asalan atau asal tanam saja yang mengakibatkan tanaman rentan mati dan terbakar di usia muda. Itu adalah salah satu contoh penyebab kegagalan proyek gerhan di beberapa tempat.
Kualitas bibit, cara dan musim tanam, upaya perawatan dan pemantauannya sangat mempengaruhi keberhasilan penanaman. Untuk itu pelaku penanaman harus terlatih dan berpengalaman karena upaya menumbuhkan pohon jauh lebih berat daripada hanya sekedar menanam. Bahkan upaya penyisipan atau penyulaman bila diperlukan juga sangat memberatkan. Maka dari itu pelaksana proyek penanaman harus memiliki prinsip “menanam seratus pohon dan tumbuh lebih baik daripada menanam seribu pohon namun hanya seratus yang tumbuh”.
Untung rugi harus diperhitungkan terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas penanaman. Jangan mengambil jalan pintas (shortcut) untuk meraih kecepatan menyelesaikan target penanaman atau menggunakan biaya lebih murah dengan mengorbankan aturan atau standar penanaman yang semestinya harus dijalankan. Sebab kita akan mengeluarkan biaya lebih besar lagi untuk memulihkan kondisi area penanaman jika terjadi kegagalan.
Menanam pohon di awal musim hujan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, atau setidaknya sebulan setelah pohon ditanam tetap diguyur hujan. Maka jangan menanam pohon menjelang musim kemarau. Agar kegiatan penanaman berjalan seiring datangnya hujan maka segala sesuatu harus dipersiapkan lebih awal. Bila mungkin penyiapan lubang tanam dilakukan di musim kemarau, tergantung jenis tanah dan kondisi areal penanaman.
Gemar Menanam
Akhir-akhir ini masyarakat kita terutama siswa mulai gemar menanam pohon. Bisa dilihat dari event peringatan hari-hari lingkungan yang sering menyelipkan kegiatan penanaman pohon sebagai rangkaian programnya. Apakah hal ini dapat dikatakan sebagai indikasi munculnya kepedulian masyarakat akan pentingnya pohon bagi kehidupan, atau sekedar meramaikan acara. Bagi pihak penyelenggara jumlah pohon yang berhasil ditanam dan jumlah pesertanya menjadi salah satu data yang menghiasi laporan kegiatan. Biasanya semakin banyak jumlah pohon yang ditanam semakin sukses kegiatannya. Riuhnya terdengar pada saat kegiatan berlangsung, tapi bagaimana setelahnya?
Kondisi pohon yang ditanam lenyap sudah beritanya. Umumnya tidak terpelihara dengan baik sehingga banyak mengalami kurang sehat, kerdil bahkan mati. Itulah yang menyebabkan beritanya tidak terdengar lagi. Belajar dari kegagalan penanaman selama ini maka mindset kepedulian kita terhadap pentingnya arti pohon bagi kehidupan tidak hanya ditunjukkan dengan gemar menaman namun juga diikuti dengan gemar merawatnya. Sehingga riuhnya kegiatan penanaman akan terus terdengar seiring tumbuh dan berkembangnya pohon yang ditanam.
Mari terus menaman dan menumbuhkan pohon untuk kehidupan semesta. Sebab hari menanam pohon akan terasa lebih bermakna jika aktivitas menanam terus berlangsung dan pohonnya tumbuh dengan baik. Menanam seratus pohon tumbuh seratus, menanam seribu pohon tumbuh seribu, menanam satu juta pohon tumbuh satu juta. Selamat Hari Menanam Sejuta Pohon Sedunia 10 Januari 2020(RZ)