PAMEKASAN, Beritalima.com|Santer Isu kabar dugaan pemotongan alias pungli Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) hingga tercium aroma adanya indikasi permainan fee proyek dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan(Disdikbud) Kabupaten Pamekasan mulai memanas.
Pasalnya pasca demo aksi oleh Dewan Energi Aspirasi Rakyat (DEAR) ke kantor Disdikbud Pamekasan Rabu (08/09/2021). Kepala Disdikbud Achmad Zaini, angkat bicara soal tudingan Dear Jatim tersebut.
Menurutnya bahwa BOS untuk SD dan SMP juga BOP untuk TK/PAUD adalah Dana yang digunakan terutama untuk mendanai belanja no personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang ditetapkan oleh Menteri
“Dana BOS dan BOP ini langsung ditransfer dari Rekening Kas Umum Nasional melalui rekening Kas Umum Daerah ke rekening Sekolah masing-masing tanpa melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Prosesnya non tunai/pakai rekening,”ungkap kepada Beritalima.com saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp. Sabtu(11/09/2021), pagi.
Lanjut Achmad Zaini, menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran BOS langsung dilakukan oleh pihak sekolah masing-masing melalui sistem informasi pelaksanaan BOS-KEUDA KEMENDAGRI yang terintegrasi dengan sistem keuangan Daerah.
Input siswa penerima juga dilakukan sekolah melalui aplikasi DAPODIK Kemendikbud. Semua serba aplikasi juga serba sistem berbasis sekolah. Disdik hanya melakukan validasi, pendampingan, dan monitoring.
“Semua serba sistem, serba aplikasi, dan non tunai. Lalu bagaimana mungkin Disdikbud melakukan pemotongan? Cara memotongnya bagaimana ?. Jadi tuduhan adanya pemotongan itu tidak benar. Karena itu, wajar jika kami merasa tuduhan itu mengada-ada. Kami butuh data bukti pemotongan itu,”jelasnya.
Ditanya soal fee proyek, yang juga menjadi bagian persoalan Achmad Zaini,langsung menepisnya. “Itu juga tidak benar. Semua serba e-lelang, tender bebas. Dan yang melakukan tender bukan Disdik. Kami hanya menyediakan Paket pekerjaan saja. selanjutnya, pelelangan oleh LPSE,”sambungnya.
Pihaknya juga meminta kepada Dear Jatim agar tidak sembarang main tuduh atau angkat suara tanpa bukti dan data yang jelas.
“Jadi marilah kita ini jangan mudah menuduh orang melakukan tindakan korupsi tanpa bukti dan data. Marilah kita arief menyikapi isu, jangan langsung diteriakkan. Ini pendidikan tidak baik,”pungkasnya.
Terpisah korlap aksi Faisol Dear, kepada beritalima.com, secepatnya akan memberikan pernyataan resmi dan menanggapi soal pernyataan kadisdikbud tersebut.
Dirinya mengaku dengan adanya persoalan tersebut tidak asal bicara tanpa adanya data yang dia kantongi. Bahkan persoalan tersebut menurutnya secepatnya akan di bawa ke ranah hukum.
“Hari ini kami siap memberikan pernyataan kepada media. Tunggu saja tanggal mainnya, “terangnya saat dikonfirmasi melalui telepon pribadinya. Jum’at(10/09/2021), malam.
Menurutnya bahwa persoalan ini tidak boleh didiamkan hingga berlarut-larut. Bahkan Dear Jatim akan tetap melakukan pengawalan masif hingga sampai tuntas.
“Kemaren kami menyebutkan ada 4 lembaga yang sudah bertransaksi. Namun hari ini kami sudah ada bukti ada Belasan lembaga yang sudah kami kantongi,datanya”ungkap dan pungkasnya.(Red).