Surabaya, beritalima.com | Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengajak pelaku periklanan luar ruang ( Outdoor Advertisement ) untuk memanfaatkan berbagai format kreatif sebagai upaya beradaptasi di era digitalisasi.
Hal ini mengingat bagaimana Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya pergeseran dalam selera masyarakat terhadap media promosi. Wagub yang akrab disapa Emil ini mengatakan, kini di masa Next Normal, segalanya serba digital, begitu pun media-media beriklan.
“Media tidak bisa lepas dari kita dan media menjadi semakin penting. Kebutuhan semakin meningkat. Kita juga harus melihat Apa yang disebut dengan Next Normal, pola hidup masyarakat banyak berubah setelah melalui kurang lebih 2 tahun masa pandemi. Preferensi mereka terhadap iklan pun berubah,” ungkap Emil dalam Konperensi Daerah (Konperda) XIII Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) di Graha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Surabaya, pada Sabtu (18/12).
Emil memandang, bahwa media periklanan tidak boleh outdated atau ketinggalan zaman. Pasalnya, periklanan adalah sarana yang dapat memberikan nilai tambah untuk produk-produk yang ada di pasaran.
“Pemasaran bukan cuma meyakinkan, tapi juga memberi nilai tambah. Perkembangan digital marketing sangat penting,” katanya.
Emil mengatakan, integrasi media digital dengan iklan luar ruang melalui berbagai channel kini harus disoroti. Salah satunya adalah penggunaan videotron atau augmented reality.
Dua hal itu dipandang sebagai bentuk interaktif yang dapat dilihat oleh orang yang berlalu-lalang, juga lebih menarik bagi masyarakat Next Normal yang selama pandemi ini tetekspos konten digital.
“Sudah mulai hybrid. Orang-orang yang biasa hidup dalam ruang kini mulai bisa berjalan-jalan. Media iklan outdoor mulai dipandang lagi. Sekarang tantangannya bagaimana merubah standar papan Billboard itu. Sekarang banyak pola-pola yang lebih menarik termasuk videotron atau mengintegrasikan Augmented Reality,” paparnya.
Emil juga berharap, integrasi dengan artificial intelligence dapat membantu pihak pengiklan untuk memantau luas jangkauan iklan yang dipasang.
“Salah satu manfaat utilisasi teknologi digital adalah mereka bisa mengukur karena impactnya measurable, bisa diukur dengan klik, dan dari itu kita bisa mengambil langkah yang sesuai,” ucapnya.
“Bagaimana periklanan luar ini juga bisa memanfaatkan teknologi digital seperti kecerdasan buatan untuk mendeteksi siapa saja yang lewat di sana, dan kedua mempelajari langkah apa yang sesuai selanjutnya?” tambahnya.
Emil menambahkan, outdoor advertising juga harus memperhatikan daerah yang berpotensi menjadi pasar. Ia menghimbau, agar pengiklan tidak serta merta memasang iklan di daerah ramah, tetapi memperhatikan siapa pasar yang dituju.
Dengan itu, Emil menyampaikan, iklan luar ruang akan sampai tepat sasaran dan potensi terjualnya barang dan jasa meningkat pula.
“Antusiasme untuk outdoor media masih ada. Minat masyarakat untuk jalan-jalan ke ruang publik makin terbuka. Pergeseran mobilitas ini yang mengubah selera terhadap media outdoor. Kita harus benar-benar memperhatikan di mana kita bisa memasang iklan yang sesuai,” katanya
Di akhir Emil optimis bahwa melalui P3K, periklanan di Jatim akan berkembang ke arah digitalisasi dan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi.
“Digitalisasi sudah semakin mengakar, mempengaruhi pola beli dan mobilitas masyarakat. Melalui P3K yang sebagian besar anggotanya terlibat dalam advertising luar ruang, kita tahu bahwa perubahan-perubahan ini harus bisa kita antisipasi. Pemprov Jatim akan senantiasa mendukung dan menstabilkan,” tutupnya. (red)