KOTA BANDUNG, beritalima.com | Pada hari Minggu (9/8/20) lalu, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil bertemu dengan Ketua Dewan Komisioner OJK RI Wimboh Santoso. Pertemuan ini membahas bagaimana agar pemulihan ekonomi daerah, khususnya industri manufaktur di Jabar dapat pulih dan menggerakkan ekonomi nasional.
“Kami mohon OJK memberikan input bagaimana mendorong mesin besar (industri manufaktur) yang sedang mogok ini naik seperti mesin kecil yang sudah bagus. Semoga dalam seminggu ada rekomendasi atau kebijakan dari OJK,” kata Kang Emil usai bertemu Wimboh di Gedung Pakuan, Kota Bandung.
Menurut Kang Emil, dalam pertemuan dengan OJK RI, muncul sebuah gagasan bahwa untuk memulihkan sektor manufaktur, pemerintah akan berupaya membeli komoditas industri manufaktur. Sebab, di tengah pandemi COVID-19, ekspor terhambat.
“Salah satu gagasannya tadi kita beli barangnya. Tapi juga mungkin ada keterbatasan. Atau kita menggiring korban PHK (industri) manufaktur bisa kerja di sektor yang ekonominya diserap lokal, seperti produk pangan atau pertanian,” katanya.
Selain manufaktur, sektor pertanian dan pariwisata merupakan kekuatan ekonomi Jabar. Kang Emil bahkan mengatakan, pertanian merupakan sektor paling tangguh menghadapi pandemi COVID-19.
“Tapi ada sektor-sektor lain juga yang justru malah tumbuh yaitu pertanian. Pertumbuhan antara manufaktur dan nonmanufaktur ini belum seimbang karena manufaktur porsi PDRB-nya besar sekali yaitu 40 persen,” ucapnya.
Kang Emil menyatakan, pandemi COVID-19 memukul semua sektor perekonomian. Situasi tersebut membuat pemerintah harus bergerak cepat membuat kebijakan yang terukur. Tidak hanya di sektor ekonomi, tetapi juga kesehatan.
Di sisi lain, Wimboh mengatakan, pemerintah sudah memberikan berbagai insentif untuk menggerakkan sektor manufaktur di tengah pandemi. Salah satunya, jaminan tambahan modal kerja untuk kredit korporasi.
“Kita sekarang sedang menggarap bagaimana meningkatkan sektor korporasi yaitu manufaktur. Pemerintah sudah memberikan berbagai insentif di antaranya penjaminan tambahan modal kerja untuk kredit korporasi. Kalau yang padat karya sharing dari pemerintah sebesar 60 persen dijamin, kalau nonpadat karya 50 persen,” ucap Wimboh.
“Kami juga akan memberikan solusi karena pertumbuhan ekonomi ini bukan hanya didorong oleh sektor informal dan konsumsi UMKM, tapi korporasi juga harus bangkit,” tambahnya.
Wimboh berharap Jabar menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional. Apalagi, Jabar memiliki skala ekonomi yang besar.
“Kami sangat berharap Jabar menjadi motor penggerak recovery atau pemulihan ekonomi karena Jabar ini skala ekonominya besar, dari angka-angka yang ada pertumbuhan kreditnya pun di atas 5% dari rata-rata nasional. Bahkan sampai akhir tahun ini bisa meningkat lagi. Sumber pertumbuhan ekonominya banyak sekali, terutama sektor UMKM atau konsumsi,” ucapnya.
Setelah merima kunjungan Ketua OJK, selang dua hari kemudian, Presiden RI Joko Widodo turut berkunjung ke Bandung. Kedatangan Presiden ini dalam rangka untuk meninjau Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 di Markas Kodam III/Siliwangi, dan berkunjung ke PT Bio Farma di kota Bandung untuk meninjau fasilitas produksi vaksin Covid-19.
Jokowi juga akan meninjau pelaksanaan uji klinis tahap ketiga dari vaksin Covid-19 di Gedung Eickman yang dipandu oleh Tim Peneliti Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Dari membahas ekonomi dan kesehatan. Dua poin ini menjadi kunci dalam mengatasi pandemi saat ini. Dan Bandung menjadi pertemuan keduanya.