JAKARTA, Beritalima.com– Bangsa Indonesia terkoyak akibat sepertinya Pemerintah membiarkan para rasis memecah belah persatuan anak negeri ini jauh sebelum Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan Soekarno-Hatta di Jakarta, 17 Agustus 1945. Bahkan, kemerdekaan itu direbut karena adanya persatuan anak negeri ini yang sama-sama ingin lepas dari genggaman penjajah.
Karena itu, kata pengamat politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga dalam bincang-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, Jumat (29/1) petang, seharusnya tidak ada tempat buat para rasis ini di Indonesia karena keberadaan mereka telah memecah persatuan anak bangsa yang telah hidup rukun dan damai selama ini tanpa melihat suku, ras, agama maupun kelompok anak bangsa tersebut.
Orang rasis seperti ini, lanjut pengajar Isu dan Krisis Manajemen, Metode Penelitian Komunikasi dan Riset Kehumasan tersebut, seyogyanya harus dijadikan musuh bersama anak bangsa yang tetap menginginkan perdamaian dan persatuan.
Para rasis tersebut, lanjut pengamat yang akrab disapa Jamil ini, pada umumnya penganut etnosentris. Kelompok ini selalu merasa nilai-nilai yang dianutnya pasti lebih baik dari nilai yang dianut kelompok lain. Kelompok tersebut bisa berupa ras, etnis dan agama yang menjadi modal besar terjadinya persatuan.
Orang-orang seperti itu kerap berprasangka kepada orang lain. Berbekal prasangka ini, mereka membawa penilaiannya kepada orang lain menjadi negatif. Karena itu, para rasis sangat berbahaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Harmoni suatu masyarakat akan mudah goyah karena kehadiran para rasis.
“Indonesia yang dihuni multi etnik tentu sangat berbahaya bila dihuni para rasis. NKRI akan mudah goyah bila negara atau Pemerintah yang berkuasa membiarkan para rasis berkeliaran di Indonesia. Para rasis akan dengan mudah memantik kericuhan di tanah air,” kata penulis buku Perang Bush Memburu Osama bin Laden tersebut.
Jadi, lanjut Jamil, Pemerintah harus tegas menindak para rasis. Kalau tidak, para rasis ini akan merepotkan pemerintah. “Karena itu, mari para rasis kita jadikan musuh bersama. Hanya dengan cara itu, para rasis dapat diminimalkan di negeri tercinta,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)