Menalar Ayat-Ayat Semesta, Membangun Hidup Lebih Baik

  • Whatsapp

beritalima.com – Syaikh Thanthawi, guru besar Al-Azhar Kairo mengulas dalam tafsirnya Al Jawahir, bahwa Al Qur’an memuat lebih dari 800 ayat tentang alam semesta, dan hanya sekitar 150 ayat fikih. Namun, para ulama telah menulis ribuan kitab fikih, tetapi nyaris tidak memperhatikan serta menulis kitab tentang alam raya dan isinya.

Hal ini jelas membuat banyak orang bertanya-tanya tentang korelasi sains dan ayat Al-Qur’an dengan hidup manusia. Menjawab pertanyaan tersebut pada Kamis (28/03) Pengembangan Sumber Belajar SMART Ekselensia Indonesia mengadakan Diskusi Produktif Pendidikan bersama Dr. Agus Purwanto,
Kreator SMA Trensains (SRAGEN & Jombang), dengan pembahasan Nalar Ayat-Ayat Semesta yang diadakan di Aula Al insan Dompet Dhuafa Pendidikan, Bogor, Jawa Barat.

Menurut Agus, umat dan para ulama banyak menghabiskan waktu untuk membahas persoalan fikih, dan sering sekali berseteru serta bertengkar karenanya. Mereka lalai atas fenomena terbitnya matahari, beredarnya bulan, dan kelap-kelipnya bintang. Mereka abaikan gerak awan di langit, kilat yang menyambar, listrik yang membakar, malam yang gelap gulita, dan mutiara yang gemerlap. Mereka juga tak tertarik pada aneka tumbuhan di sekitar, binatang ternak, maupun binatang buas yang bertebaran di muka bumi, dan aneka fenomena serta keajaiban lainnya. Padahal di dalam Al-Quran semua sudah dijelaskan secara detail tanpa ada satu unsur pun terlewat di dalamnya.
“Apakah sains tidak relevan dalam Islam? Padahal dalam sejarah keilmuan tercatat bahwa sains modern merupakan sumbangan para ilmuwan muslim terhadap peradaban dunia, terutama ketika Eropa berada dalam dark age,” papar Agus dihadapan 70 peserta.

Selama tiga jam para peserta dikenalkan dan diajak menyelami ayat-ayat semesta di dalam Al Qur’an. Agus menambahkan jika Al-Qur’an dan sains telah melahirkan ilmuan-ilmuan besar seperti Al-Biruni ahli fisika dan kedokteran, Al-Razi ahli kimia, Al-Khawarizmi ahli matematika, Ibnu Haitsam ahli optik, serta nama-nama seperti Ibnu Sina, Ibnu Farabi, Ibnu Khaldun, Al-Kindi, Ibnu Batutah, Ibnu Rusyd, Al-Saghani, dan masih banyak nama besar lainnya.

Dalam penjelasannya Agus menekankan bahwa sesungguhnya Islam dan Al-Quran tidak pernah bertentangan apalagi bermusuhan dengan sains. Dalam buku Ayat- Ayat Semesta yang ia karang, dan lewat diskusi produktif pendidikan ia ingin menunjukkan bagaimana Al-Quran justru menjadi sumber dari sains modern. Sains dikonstruksi berdasarkan inspirasi wahyu Allah Swt. dalam bangunan ilmu pengetahuannya.

“Al-Qur’an tidak sekedar menjadi basis nilai. Di dalamnya mengandung 800 ayat tentang alam, sains, juga teknologi. Maka, Al-Qur’an bisa menjadi epistemologi dalam ilmu, sumber inspirasi dalam kehidupan. Penting diingat jika kita lupa pada sang pencipta maka hidupnya tak akan seimbang. Karena dalam hidup yang utama adalah Allah, maka penting bagi manusia untuk selalu membangkitkan kesadaran akan kebesaran-Nya dalam setiap aktivitas,” tutupnya. (AR)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *