Menbud RI Beri Sambutan Sebelum Lepas Pawai Tapak Tilas Proklamasi 2025 ke Tugu Proklamasi

  • Whatsapp

Jakarta | beritalima.com – Dari gedung museum joeang 45 itu, Menteng Raya 31, banyak tokoh-tokoh-tokoh muda yang menginginkan kemerdekaan dan juga persiapan kemerdekaan itu sudah dimulai sejak lama. Bahkan diperjuangkan oleh para pejuang – pejuang termasuk pahlawan Pangeran Diponegoro dari 200 tahun yang lalu, tahun ini persis 200 tahun Pangeran Diponegoro.

Ungkap Dr. Fadli Zon, Menteri Kebudayaan RI di halaman Museum Naskah Proklamasi sambil menunggu Pawai Tapak Tilas Proklamasi 2025 untuk dilanjutkan ke Tuguh Proklamasi 1945, Sabtu (16/2025).

Dan akhirnya ada momentum yang besar, perang dunia ke-2, ada pemboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, yang membuat akhirnya Jepang yang sedang menjajah Indonesia ketika itu bertekuk lutut
Dan tanggal 15 Agustus mereka menyerahkan itu tapi belum formil. Penyerahan dirinya sendiri baru dilakukan pada tanggal 2 September tahun 1945.

Jadi dari tanggal 15 Agustus ke tanggal 2 September itu ada semacam vacuum of power. Dan itulah kesempatan yang digunakan oleh proklamator kita, oleh para pendiri bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan dari dunia Indonesia.

Gedung ini, Museum Naskah Proklamasi ini adalah gedung yang sangat penting karena disinilah Perumuskan Naskah Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo dan tokoh-tokoh yang hadir yang ada di dalam perumusan naskah proklamasi.

Kemudian besok harinya, hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, yang sekarang menjadi Tugu Proklamasi. Dulu ada rumahnya dan juga bendera dipersiapkan diikat dibambu, dan berkibarlah sang saka merah putih dan juga ada saksi-saksi sejarah ketika itu

“Dan beruntung kita ada yang memotret peristiwa itu yaitu Franz dan Alex Bendur karena dari foto-foto itulah bukti bahwa proklamasi telah dilaksanakan. Waktu itu ada 15 foto ditanan di tanah karena kalau tidak tanam akan direbut oleh Jepang dan dihancurkan.

Menurutnya Jepang itu tetap memprovokasi masyarakat Indonesia, memang tentu ada yang bersimpati dengan Angkatan Laut Jepang lebih baik dari angkatan daratnya. Melihat itu jelasnya, adalah satu momentum dan akhirnya terjadilah peristiwa proklamasi dan dilaksanakan dengan sangat singkat. Dan hanya dibacakan satu kali saja proklamasi itu, didiktekan di sini, dirumuskan di sini antara beberapa orang itu.

“Jadi kita sekarang meneruskan napak tilas dari gedung Juang 45, Menteng Raya 31, ke museum perumusan naskah proklamasi, kemudian ke Tugu Proklamasi, di mana proklamasi ketika itu dilaksanakan,” tutur Menbud RI.

Pungkas Fadli Zon harus ke Rengasdengklok namun harus menempuh perjalanan satu hari dengan berjalan kaki ke rumah singgah Djiauw Kie Siong. Rumah tempat penculikan Soekarno – Hatta oleh pemuda dan pembela tanah air agar menjauh dari pengaruh Jepang.

“Kemungkinan sewaktu waktu akan dilakukan merdeka maraton atau merdekaton,” ujarnya sebelum membuka pameran Henk Ngantung 2025.

Jurnalis : Dedy Mulyadi

beritalima.com

Pos terkait