Mendikdasmen Apresiasi Pertemuan Sekolah Inovator Nasional

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Mendikdasmen Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. mengapresiasi lahirnya sekolah-sekolah inovatif yang diinisiasi oleh lembaga pendidikan di masyarakat. Karena kehadiran sekolah-sekolah tersebut dapat memberikan alternatif yang lebih banyak bagi masyarakat sesuai dengan pilihan dan seleranya masing-masing.

Apresiasi tersebut disampaikan oleh Mendikdasmen pada saat menjadi keynote speaker dalam acara School Innovator Summit 2025, yang berlangsung di Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) East 1, Jl. Medokan Semampir Indah 99-101 Surabaya, Sabtu (8/2/2025) siang.

Sedikitnya 90 sekolah inovator Indonesia turut berpartisipasi dalam pertemuan nasional ini. Peserta summit adalah sekolah-sekolah yang telah menerapkan inovasi pendidikan sesuai kreativitas, visi misi, dan konteks kedaerahan masing-masing.

Mereka berdatangan dari berbagai penjuru kota, mulai dari Jakarta, Bandung, Magelang, Semarang, Magelang, Pacitan, Malang, Surabaya, Lumajang, hingga Buleleng Bali.

Undangan sekitar 180 orang pendidik itu berasal dari satuan pendidikan yang beragam mulai dari PAUD, SD, MI, SMP, SMA, dan SMK. Tidak hanya itu, juga datang unsur dari pondok pesantren, sekolah inklusi ABK, PKBM, TPQ, hingga pengelola home schooling.

Lebih jauh Mendikdasmen mengatakan bahwa School Innovator Summit 2025 yang diinisiasi oleh SAIM ini merupakan event yang penting dan strategis.

“Acara akbar ini saya harapkan dapat turut memajukan pendidikan di Indonesia. Berdirinya sekolah inovatif adalah sebuah upaya kreatif dari para pengelolanya. Setelah berdiri, tentunya akan berkontribusi positif dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat,” ujarnya.

Menteri sempat mengomentari peserta yang kebanyakan berasal dari sekolah swasta, sedang yang dari sekolah negeri hanya ada beberapa saja. Lalu disampaikan otokritik bahwa sekolah negeri memang masih belum leluasa dalam melakukan inovasi.

“Karena yang ditanyakan pertama adalah landasan hukumnya ada atau tidak? Permen (peraturan menteri) nya ada tidak? Kalau ada permen, masih ditanya lagi juklaknya ada nggak? Lalu ditanya lagi juknis (petunjuk teknis) mana? Kalau ada juknis masih ditanya lagi dananya ada tidak? Kalau dana sudah turun, masih tanya lagi mohon arahan,” ujar Menteri disambut tawa hadirin.

Ditambahkan, hal-hal formal birokratis seperti itu memang dapat menjadi kendala, sebab salah satu ciri inovasi itu adalah berpikir out of the box, bertindak di luar kelaziman.

Saat ini inovasi sangat diperlukan dalam menghadapi kehidupan yang berubah sangat cepat dan sulit diprediksi, atau istilahnya VUCA (volatile, uncertain, complex, dan ambiguous). Telah terjadi disrupsi di segala bidang.

“Maka kemudian muncul istilah agility, atau kemampuan bertahan di tengah ketidakpastian. Di sinilah dibutuhkan orang-orang kreatif yang mampu mengelola perubahan. Mereka yang kaku dan konservatif akan terpinggirkan. Atau kalau dia menentang semua perubahan dia akan menjadi ekstrimis,” katanya.

Oleh karena itu dirinya menyarankan, agar sekolah dapat bertahan maka dia tidak boleh menjadi biasa-biasa saja, menjadi jamak. Sekolah harus punya terobosan.

Selain dihadiri Mendikdasmen, acara ini juga dihadiri narasumber mumpuni di antaranya Dr. Ir. H. Haidar Bagir, M.A. Presiden Direktur Mizan Group, dan Dr. M. Sulthon Amien, M.M. pendiri Yayasan Insan Mulia. Tema yang diangkat adalah Membentuk Masa Depan Pendidikan Indonesia.

Dalam event yang kali pertama diadakan ini, dipertemukan panelis akademisi dengan narasumber dari praktisi sekolah-sekolah innovator dalam satu forum diskusi. Misalnya pada diskusi panel I tampil panelis Prof. Iwan Syarif, M.Kom, M.Sc. (Pakar AI dari PENS) berdampingan dengan praktisi dari Sekolah Ciputra Surabaya.

Panelis II Dr. Suyoto, M.Si (Pakar kebijakan publik dan mantan Bupati Bojonegoro) tampil bersama narasumber dari SMA Taruna Nusantara Magelang. Panelis Prof. Iman Harymawan, S.E., M.B.A., Ph.D. (Direktur Hubungan Internasional Unair) mengisi materi bersama Sekolah Alam Pacitan.

Sedang Gogot Suharwoto, S.Pd., M.Ed, Ph.D., (Dirjen PAUDNI, Dikdasmen) menjadi panelis didampingi Sekolah Karakter Imam Syafi’i, Semarang. Drs. Asep Haerul Gani, M.Ag. (Psikolog dan trainer SDM) presentasi bersama SAIM mengulas pendidikan mental. Dr. Martadi, M.Sn. (Wakil Rektor Unesa) bersama SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang membahas kolaborasi sekolah, pemerintah, dan masyarakat.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait