Catatan Rossi Rahardjo dari Moskow, Rusia
Setelah pertandingan Serbia vs Brasil di Stadion Spartak, Moskow, Rabu (27/6) malam waktu Rusia, perasaan saya membuncah bangga.
Bukan karena tim Brasil yang saya dukung sukses mengalahkan Serbia dengan skor 2-0 melalui gol Paulinho dan Thiago Silva, tapi ketika jersey Madura United yang dikenakan dua teman bagian rombongan kami diminta oleh pendukung Brasil.
Ketika kami keluar stadion yang selalu tertutup salju pada bulan Desember itu, di area pelataran yang ditumpahi puluhan ribu suporter Brasil dan Serbia, seorang suporter Brasil mendatangi kami. “Where you from? Can I change my shirt?” ucapnya dengan bahasa Inggris aksen Brasil sambil menggerakkan tangan memberi isyarat untuk menukar kaos.
Dia yang kemudian memperkenalkan diri bernama Luis dari Belo Horizonte, Brasil bertanya, “Ini jersey kesebelasan mana?” Dengan campuran bahasa Inggris dan bahasa tarzan saya menjelaskan bahwa ini jersey kesebelasan Madura United dari Indonesia.
Saya pun memberikan informasi jika pelatih dan kapten Madura United berasal dari Brasil bernama Gomes de Oliviera dan Fabiano Beltrame. Juga ada beberapa pemain Brasil yang (pernah) bermain di Madura United. Dia terperangah dan langsung mengucap, “Start from now, I’m Madura United fans.”
Luis memberikan jersey kesebelasan nasional Brasil bernomor punggung 8 bertuliskan nama Kaka bertanda tangan Ronaldo, eks striker Brasil yang dijuluki Sang Fenomenal sekaligus menerima jersey Madura United yang dipakai teman saya Ivan Garda, seorang kurator dan lawyer dari Jakarta.
Melihat Luis mendapatkan jersey Madura United, seorang temannya ikut melepaskan jersey kesebelasan nasional Brasil yang dia kenakan dan meminta tukar dengan jersey Madura United yang dipakai teman saya, Jojo Rahardjo, meski jersey yang dikenakan Jojo masih edisi lama era Persepam Madura United.
Luis semakin kaget ketika saya perkenalkan dia dengan Presiden Madura United Achsanul Qosasi yang berdiri sekitar dua meter dari posisi kami berdiri. Sambil bangga memamerkan jersey Madura United yang baru didapatnya dari kami, Luis menceritakan bahwa dia sering mendengar banyak pemain Brasil bermain di Indonesia.
Sebelum pertandingan, Presiden Madura United Achsanul Qosasi dicegat wartawan televisi dari Brasil di pelataran Spartak Stadium. Dia mencegat lantaran ‘terusik’ dengan atribut yang dikenakan AQ, jersey kesebelasan nasional Brasil dan syal Madura United.
Rupanya si wartawan tertarik dengan syal yang dikenakan AQ. Ia mengaku mengenal betul Madura United lantaran bertetangga dengan Fabiano Beltrame dan Carlos de Mello (mantan pemain Persebaya Surabaya) di Brasil.
Dua hari lalu, saat saya dan teman-teman berjalan-jalan di Okhotny Ryad Shopping Center, sebuah mall yang berada di bawah kawasan Red Square untuk mencari makan, seorang perempuan berjilbab memanggil kami, “Mas… Mas Madura, Mas Persebaya!,” panggilnya.
Saat itu saya memakai jersey Madura United dan teman saya Jojo memakai jersey Persebaya Surabaya. Sementara teman yang lain, Ivan Garda menggunakan jersey Persebaya dan bawahan sarung serta Joaquim Rohi mengalungkan kain tenun Timor di lehernya. Kami memang sengaja membawa identitas Indonesia selama berada di Rusia.
Perempuan berjilbab tersebut bernama Ade Irma, seorang mahasiswi S3 jurusan pertanian di salah satu universitas di Moskow asal Jakarta. Ade yang juga penulis novel Merangkul Beruang Merah membantu kami memasan makanan di Cafe Lebanon yang menjual nasi dan sayur dengan cita rasa lebih familier di lidah. Oh iya, itu pun kita masih dapat diskon 20 persen dari harga pesanan karena Ade adalah pelanggan di kedai tersebut.
Di mana saja kami berjalan, baik di dalam kereta bawah tanah maupun public spare lainnya, selalu menjadi perhatian. Ivan Garda yang memakai sarung ke mana-mana mendadak jadi selebgram. Hampir semua orang meminta berfoto dan bertanya berasal dari mana karena tertarik dengan sarung dan jersey Madura United.
Menurut Charles Sander Pierce, simbol merupakan tanda yang bersifat mewakili sebuah hal yang lebih besar yang ada di belakangnya. Simbol juga biasanya menunjukkan arti yang telah disepakati bersama.
Bendera merah putih, jersey Madura United, jersey Persebaya, jersey Perssu Sumenep, sarung, dll menjadi simbol yang kita bawa sebagai identitas Indonesia, khususnya Madura. (*)
28 Juni 2018
10.02 waktu Osthozenka Ulitsa, Moskow.