JAKARTA, beritalima.com | Peta politik Indonesia di tengah pandemi Covid-19 akhir akhir ini adem ayem saja, padahal ada satu peristiwa politik yang luput dari pemberitaan media, yaitu dinamika Partai Gerindra, ketum Gerindra Prabowo lagi mewacanakan untuk mendorong figur baru dipilpres 2024. Stok pemimpin yang banyak dikader partai Gerindra, ada sejumlah nama yang potensial di internal partai seperti Sandiaga Uno, Sufmi Dasco, Edy prabowo, sedangkan di eksternal partai ada kepala daerah yang memiliki prestasi kepemimpinan luar biasa yang dulunya didukung partai Gerindra saat maju dipilkada seperti Anis Baswedan Gubernur DKI Jakarta, Edy Rahmayadi (Gubernur Sumatera utara) dan Isran Noor (Gubernur Kalimantan Timur).
Menurut Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia Anas RA mengatakan bahwa ini tergantung ‘political will’ Prabowo, kalo melihat Grafik Perolehan suara Prabowo dikontestasi pilpres pasang surut, pilpres 2009 Mega-Prabowo 26,79%, pilpres 2014 Prabowo-Hatta 46,85%, 2019 Prabowo-Sandi 44,50%. Padahal Saat Pilpres 2004 koalisi PDIP Pasangan Mega Hasyim meraih 39,38%, saat PDIP Berkoalisi Gerindra Turun drastis 12,59%.
Lanjutnya, Proyeksi Pilpres 2024 unprediktibel masih panjang waktunya banyak kemungkinan bisa terjadi. “Menjadi ketua partai terus menerus tidak dilarang dalam UU Partai Politik dan sepanjang AD ART Partai membenarkan, tradisi mengkultuskan Tokoh dikelembagaan partai politik sebagai simbol partai memiliki dua mata pisau, pertama memiliki magnet voters dan menciptakan kosolidan internal kader, kedua disisi lain menciptakan turbulensi regenerasi bahkan akan cenderung menciptakan oligarki dalam memimpin.
Itu sebabnya budaya aklamasi dan Patronase pimpinan partai menjadi pilihan Parpol di indonesia seperti PDIP,PKB,NASDEM,GERINDRA,” kata Anas ke awak media dijakarta (12/05/2020).
Wartawan beritalima.com, bermaksud mengelaborasi pandangan tokoh muda lainnya, di antaranya pendapat Pembina LPKAN (Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara) dan pengamat politik Wibisono mengungkapkan bahwa saat ini peta calon presiden 2024 masih terlalu dini dibicarakan, walaupun banyak lembaga survey sudah ancang ancang sudah mengumpulkan data-masukan dari masyarakat dalam menjaring calon pemimpin 2024.
Mengutip dari beberapa lambaga survey, Peta pemilihan calon presiden tampaknya tidak linear dengan hasil pemilu legislatif. “Meskipun saat ini PDIP unggul, yakni mencapai 30,3% pada pileg, tokoh-tokoh yang berpeluang maju dalam pilpres masih rendah elektabilitasnya,” kata wibisono menanggapi pertanyaan wartawan beritalima (12/06/2024).
Menurutnya, stok kader PDIP memang cukup berlimpah, di antaranya Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan Puan Maharani yang masuk 10 besar pilihan masyarakat. Meski demikian, mereka masih jauh di bawah Prabowo Subianto yang meraih 23,7%, Anies Baswedan 14,7%, dan Sandiaga Uno 10,3%. Sementara itu, di antara kader PDIP, Ganjar berada di posisi pertama dengan 8,0%, Risma 3,6%, dan Puan di posisi buncit dengan 1,1%.Selain itu, Ridwan Kamil meraih 4,9%, Erick Thohir 4,1%, Mahfud MD 2,9%, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 1,6%. “Rata-rata mereka diuntungkan dengan posisi saat ini menjabat di kekuasaan, baik menteri maupun gubernur/wali kota,” ulas Wibi.
Di luar partai, masih banyak tokoh seperti Gatot Nurmantiyo yang juga layak di perhitungkan publik, saat ini peta masih sangat cair, dan pasti nanti menjelang 2024 akan bermunculan tokoh tokoh baru yang tidak terduga, ” saya berharap tokoh senior (pemimpin tua) sudah harus legowo untuk menyerahkan estafet kepemimpinan ke generasi muda, karena tantangan Indonesia kedepan lebih komplek,dan saya berharap ada tokoh yang memang kredibel dan mampu membawa Indonesia ke gerbang negara maju, yang diperhitungkan di dunia, ” pungkas Wibi. (Red)
Pewawancara: Dr. Adi Suparto, Wartawan Beritalima