Mengapa Petahana Potensi Kalah? Ini Hasil Survei Indikator Politik

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Indikator Politik Indonesia belum lama ini melakukan survei di Jember, Jawa Timur. Survei yang berlangsung pada periode 8-11 Agustus 2024 itu dilaksanakan untuk memotret peluang dari para bakal calon bupati yang mulai beredar di ruangan publik dan menjadi perbincangan warga di Jember menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) pada November mendatang.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Jember yang telah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Jember yang telah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu mereka yang telah berumur 17 tahun ke atas atau mereka yang telah menikah ketika survei dilakukan.

Dalam survei ini jumlah sampel 800 responden, penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) #3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Kendali mutu terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam kendali mutu ini tidak ditemukan kesalahan berarti
sebesar 4,6 persen.

Dalam evaluasi terhadap kinerja bupati petahana, survei Indikator Politik Indonesia menemukan 13,3 persen menyatakan sangat puas / cukup puas. Kemudian 22, persen menyatakan kurang tidak match sama sekali.Temuan tidak jauh berbeda juga dalam evaluasi terhadap kinerja wakil bupati petahana.

Survei Indikator Politik Indonesia mendapati 65,1 persen menyatakan sangat puas / cukup puas. Kemudian 23,1 persen menyatakan kurang puas / tidak puas sama sekali. Responden sebesar 11,8 persen.

Ada empat masalah besar menurut warga Jember mendesak untuk diselesaikan. Harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah yang mendesak terbesar atau 31,6 persen.

Kemudian disusul secara berturut-turut dengan masalah harga pupuk mahal (26,2 persen), kondisi jalan rusak (13,0 persen), dan susah mencari lapangan pekerjaan (12,3 persen).

Pada bagian politik elektoral, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan dalam simulasi head to head, elektabilitas Muhammad Fawait atau Gus Fawait (52,2 persen) unggul atas Hendy Siswanto (39,2 persen). Responden sebesar 8,7 persen.

Apabila dibandingkan dengan survei Indikator Politik Indonesia periode April, petahana Hendy Siswanto mengalami penurunan elektabilitas dalam survei Indikator Politik Indonesia periode Agustus. Sebaliknya, terjadi kenaikan elektabilitas Gus Fawait dalam survei periode Agustus dibandingkan dengan survei periode April lalu.

Survei ini juga menguji simulasi head to head pasangan calon antara Gus Fawait — Djoko Susanto dan Hendy Siswanto — M. Bayla Firjaun Barlaman.

Temuan survei menunjukkan pasangan calon Gus Fawait — Djoko Susanto (50,7 persen) sangat berpotensi menumbangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati petahana Hendy Siswanto — M. Bayla Firjaun Barlaman (40,1 persen). Responden sebesar 9,2 persen (Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait