Mengembalikan Pancasila Sebagai Filosofi Hidup Bangsa

  • Whatsapp
Gubernur Jatim H. Soekarwo bersama Ketua DPRD Jatim Halim Iskandar & Kapolda Jatim Irjen Pol. Anton Setiadji usai mengikuti Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2016 di Gedung Negara Grahadi Sby

SURABAYA, beritalima.com, Hari Kesaktian Pancasila harus dimaknai sebagai momen refleksi mengembalikan filosofi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini penting sebagai dasar dan way of life Bangsa Indonesia yang multikultur dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan. Demikian disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo usai memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (01/10).
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa Pancasila sebagai sesuatu yang luar biasa terhadap kondisi Bangsa Indonesia yang bhinneka. “Saya kira ini satu momen yang harus terus dilakukan karena ini akan menjadi refleksi filosofi bangsa yakni Pancasila. Dan hari ini menjadi sangat penting dalam rangka komitmen kita menjaga Pancasila,” katanya.
Menurutnya, empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI menjadi suatu kebutuhan yang penting dalam menjaga keragaman masyarakat Indonesia. “Fakta membuktikan kondisi kita ini multi ras, multi bahasa, multi teritori, maka dengan kondisi yang seperti itu harus kita syukuri dengan bersatu dan mewujudkan persatuan dan kesatuan,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa sebagai Bangsa Indonesia kita harus bersyukur memiliki Pancasila. Hal ini karena Pancasila mampu menjadi penengah ketika kondisi krisis dan kritis. “Ketika bangsa ini krusial karena krisis politik dan ekonomi, Pancasila dicari untuk menjadi pemersatu. Itulah kesaktian Pancasila,” ungkap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Ia mengatakan, Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sila pertama, diterapkan dengan seberapa jauh orang yang beragama bisa melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan agamanya, serta pembangunan yang melahirkan manusia berakhlak dan beretika. Sila kedua digambarkan dengan pembangunan itu harus memanusiakan manusia. Sila ketiga, seluruh proses pemangunan ini harus membangkitkan kebersamaan, gotong royong, dan guyub rukun. Sila keempat, semua masalah yang ada harus diselesaikan dengan musyawarah. Dan yang terakhir, sila kelima harus digambarkan dengan mewujudkan keadilan dalam pembangunan. “Sebaiknya pancasila dijadikan indikator dalam mengukur suksesnya pembangunan,” katanya.
Tema Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2016 yakni “Kerja Nyata Untuk Kemajuan Bangsa Sebagai Wujud Pengamalan Pancasila”. Upacara yang berjalan tertib dan khidmad diikuti anggota Korpri, Pelajar, Mahasiswa, TNI/Polri dengan Komandan Upacara, AKBP Budi Wardiman, SH, S.IK yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Detasemen Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim. Sedangkan, sebagai Perwira Upacara adalah Mayor Sus Eko Budi Susanto, SH yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Protokol Gartap II Surabaya. Sebagai Inspektur Upacara (Irup) yakni Gubernur Jawa Timur.
Di mimbar kehormatan, nampak hadir Istri Gubernur Jatim Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi, Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf, Sekdaprov Jatim Dr. H. Akhmad Sukardi, MM beserta Isteri Hj. Chairani Yuliati Akhmad Sukardi, S.Sos, beserta jajaran Forpimda Jatim dan isteri, pejabat, dan mantan pejabat di lingkungan Pemprov Jatim.
Para undangan dan seluruh peserta mendengarkan dengan khidmad pembacaan ikrar oleh Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar. Pembacaan pembukaan UUD 1945 oleh Hania Barmin, siswi SMA Trimurti Surabaya dan sebagai pembaca doa adalah Ach. Faridhul Ilmi dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim.
Pasukan upacara terdiri dari 1 unit Korsik Satpol. PP Prov. Jatim, 1 Kompi Korps Wanita TNI dan Polwan, 1 Pleton TNI AD, 1 Pleton TNI AL, 1 Pleton TNI AU, 1 Kompi Polri, 1 pleton Satpol PP, 1 pleton Taruna AAL, 1 Kompi Korpri (Dishub dan LLAJ, Dispora dan Dinas Pendidikan Prov. Jatim), 1 Pleton Resimen Mahasiswa (Gabungan Universitas Bhayangkara dan Universitas Nahdatul Ulama Surabaya), 1 kompi mahasiswa (gabungan Poltek Pelayaran, Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan dan Univesitas Hang Tuah Surabaya), 1 Kompi Ormas Kepemudaan (Tagana, Karang Taruna), 1 Kompi Pelajar SMU (Gabungan SMK Kal. 2, SMK Negeri 4 Surabaya dan SMA IPIEMS Surabaya), dan 1 Kompi Pramuka (Gabungan SMK Negeri 4 dan SMA Barunawati Surabaya). (**).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *