JAKARTA, beritalima.com- KH. Miftachul Akhyar, kelahiran Surabaya, 1 Januari 1953, atau saat ini berusia 67 tahun. Dia merupakan putra kesembilan dari tiga belas bersaudara, dari KH. Abdul Ghoni, seorang pengasuh Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah.
KH. Miftachul Akhyar adalah sosok yang memiliki penguasaan ilmu agama luas dan hal ini membuat kagum Syekh Masduki Lasem, sehingga beliau diambil menantu oleh oleh gurunya yang terhitung sebagai mutakharrijin (alumnus) istimewa di Pondok Pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur.
Ia merupakan seorang Ulama dan Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2018-2020.
Kyai Miftachul Akhyar saat ini merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.
Berdasarkan hasil mufakat tim formatur Musyawarah Nasional (Munas) X Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H.Miftachul Akhyar terpilih menjadi ketua MUI periode 2020 – 2025 di Hotel Sultan Jakarta (27/11) dini hari. Pemilihan tersebut melalui rapat tertutup 17 tim formatur dengan mengikuti protokol kesehatan dan menjalani rapid test setelah sebelumnya swab test.
Pendidikan Pesantre, Kyai Miftah tercatat pernah ‘nyantri’ di beberapa pesantren ternama, diantaranya Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang, Pondok Pesantren Al-Anwar Lasem, Sarang, Jawa Tengah, juga
Majelis Ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia, dan Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan;
Kiprah di NU. KH. Miftachul Akhyar merupakan individu yang lahir dan besar dari tradisi dan rela mengabdi di Nahdlatul Ulama sejak muda.
Berikut jabatan yang pernah diemban di Nahdlatul Ulama. Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018.
Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020, dan Rais Aam PBNU 2018-2020. (Lili)