Mengenal Receptor Binding Domain

  • Whatsapp

Oleh
DR.dr.Robert Arjuna FEAS *
Banyak orang bergunjing soal imun yang terjadi setrlah vaksinasi apakah ada imun yang terbentuk atau tidsk , untuk itu kita dibutuhkan pemeriksaan parameter yang disebut RBD alias Receptor Binding Domain. Dan ini merupakan gold standard untuk penentuan berapa besar imun yang terjadi.
Suatu pagi ketemu si Solas dan si Anton lagi bincang bincang soal hasil test antibody Si solas berkata habis vaksin ke-2 setelah 2 minggu lamanya hasil nilai protektif antibdy 331 namum si Anton hasilnya 23, Si Anton jad heran antibody kok tak naik naik, ini salah dimana, apakah dapat vaksin palsu atau tidak?mereka bertanya pada saya apa sebabnya?
Di era pandemi yang berkepanjangan salah satu caranya untuk bervaksin,tentu orang akan mengetahui berapa besar antibody yang terbentuk yakni melalui test RBC ( RECEPTOR BINDING DOMAIN)
Untuk itu dibutuhkan pengukuran kadar antibodi yang efektif terhadap virus tersebut. Tes Antibodi RBD diproses dengan metode double antigen sandwich assay yang mengukur kemampuan antibodi melawan SARS-COV-2

Keunggulan jenis tes ini adalah lebih spesifik mengukur efektivitas kekebalan seseorang. Sangat sesuai untuk:
1. Pasien penyintas (mengukur kondisi kadar antibodi dari waktu ke waktu)
2. Penerima Vaksin
3. Pendonor plasma konvalesen
4. Orang yang rajin olahraga & minum suplemen dan ingin mengukur efektivitasnya terhadap antibodi

Protein Spike menjadi target dalam pengembangan vaksin dan antivirus terhadap SARS-CoV2, karena di daerah protein Spike ini cenderung bermutasi. Jika mutasi terjadi lebih luas pada protein Spike khususnya pada subunit S1 dimana Receptor Binding Domain (RBD) berada, dipastikan mempengaruhi afinitas RBD terhadap reseptor Angiotensin Converting-Enzyme 2 (ACE2).

Mengingat pentingnya untuk mengidentifikasi dan menganalisis mutasi yang terjadi pada daerah Spike, Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati (BIOME), Universitas Airlangga akan melakukan pengidentifikasi varian pada protein Spike Virus SARS-CoV-2 yang diperoleh dari sekuens beberapa daerah di Indonesia yang disejajarkan dengan sekuens Virus SARS-CoV-2 asal Wuhan sebagai sequence comparison.

Dalam penelitian pendahuluan, tim peneliti Biome telah melakukan analisis lokasi point mutation terhadap 9 whole genome sequences SARS-COV-2 yang menginfeksi pasien Indonesia, 7 diantaranya berasal dari jawa Barat dan 2 berasal dari Jawa Timur, khususnya kota Surabaya.
Hasil analisis menunjukkan adanya point mutation yang unik yaitu pada urutan asam amino Q677H protein Spike. Point mutation tersebut hanya ditemukan pada 1 pasien asal Surabaya dan juga hanya 6 negara yang mengalami mutasi di daerah tersebut. Ini menjadi tantangan peneliti untuk melakukan uji lebih lanjut terhadap sampel virus asal pasien Indonesia lainnya serta menganalisis pengaruh afinitas, stabilitas dan fleksibilitas perubahan struktur protein Spike SARS-COV-2 terhadap reseptor ACE2 dengan menggunakan RCSB PDB.

Penelitian ini akan menghasilkan luaran berupa
1. peta titik mutasi lokasi protein Spike SARS-CoV- asal Indonesia;
2. struktur protein Spike SARS-CoV-2 varian asal Indonesia; dan
3. menghasilkan satu publikasi di jurnal Internasional terindeks Scopus.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan mendukung visi dan misi Pemerintahan Indonesia dalam pencegahan penyebaran virus SARS-CoV-2 dengan pengembangan desain kandidat vaksin yang lebih efektif dan spesifik dengan mengetahui titik mutasi pada protein Spike SARS-CoV-2 strain Indonesia. Nilai protektif terhadap Penyakit Covid berkisar 20-40.semakin tinggi semakin bagus, Anda boleh periksa di Sayang Diagnostic Centre Jl. Sutorejo Prima Indah Px-32 Surabaya. Sekilas info, semoga bermanfaat
RobertoNew 1257《5.3.22(12.00)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait