Menggali Bakat Mahasiswa, Melalui Kegiatan Seni dan Olahraga di Kampus

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com- Dalam setiap jiwa manusia, pasti memiliki bakat yang terpendam. Sayangnya, masih banyak orang menganggap, kalau anak yang mempunyai bakat hanya mengacu dari prestasi selama ia belajar di lingkungan pendidikan. Seperti layaknya bunga, jika tidak dirawat dan dijaga dengan baik, maka akan layu. Selain dibutuhkan keinginan untuk mengembangkan bakat, diperlukan juga adanya kreatifitas guna mempertajam kemampuan.

Menurut Carl Rogers dalam buku “Pengembangan Emosi dan Kreatifitas” karya Utami Munandar, 1992: 51, kreatifitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya.

Banyak cara agar bakat tetap terjaga dan berkembang . Salah satunya adalah mendorong perilaku kreatif dari lingkungan eksternal misalnya di lingkungan kampus. Pengembangan bakat di kampus sangat diperlukan, apalagi dalam mencintai dan melestarikan bidang olahraga dan seni. Kegiatan seperti ajang perlombaan seni serta olahraga antar mahasiswa dan pergelaran seni dapat menjadi salah satu contoh kegiatan dalam pengembangan bakat yang dilakukan oleh kampus.
Kreatifitas Melalui Ajang Perlombaan Antar Mahasiswa

Departemen Seni dan Olahraga, Himpunan Mahasiswa Grafika dan Penerbitan (HMGP) PNJ, sebentar lagi akan mengadakan ajang perlombaan dalam bidang seni dan olahraga yang berjudul “Sport and Art Competition (SPARTAN).” Rencananya, SPARTAN akan dilaksanakan pada tanggal 12-18 Februari 2018 di Politeknik Negeri Jakarta.

Dilansir dari Warta Politeknik, kegiatan seperi ini sudah diadakan sejak 2014 oleh Departemen Seni dan Olahraga, HMGP. Namun, awalnya kegiatan ini bernama LIGA TGP (2014), kemudian berganti nama menjadi SPORTGP (2015), dan baru menjadi SPARTAN (2016).

Tema yang dipilih adalah Bangun Kreatifitas dan sportifitas, dengan cerdas . Rangkaian kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 50 kelas dari berbagai prodi di Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP). Pada kategori seni terdiri atas water color, mural, fotografi dan debat orasi. Sedangkan untuk kategori olahraga melombakan basket, futsal, voli, badminton,serta tarik tambang. SPARTAN 2018 kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya . Tahun ini, SPARTAN mengadakan pra-event untuk para pencinta permainan smartphone yaitu Dota-2 dan Mobile Legend.

Menurut Muhammad Dimas Alwan, selaku Project Officer SPARTAN 2018 , ia bersama tim telah menyiapkan acara sejak 2 bulan yang lalu. Dimas mengakui, banyak kendala yang dihadapi terutama dalam mengumpulkan panitia untuk mengadakan rapat dan dalam hal pengumpulan dana.

Lebih lanjut, Dimas mengungkapkan susah-susah gampang mencari biaya dari setiap kelas untuk penyelenggaraan SPARTAN kali ini, sehingga ia bersama tim membutuhkan usaha bersama untuk mengumpulkannya. “Susah-susah gampang ya. Karena ada beberapa orang yang menolak. Bukan menolak ya. Jadi mungkin beberapa ada yang bilang mahal, ada yang bilang susah buat ngumpulin duitnya,” ungkap Dimas.

Selain biaya perlengkapan, ada beberapa aspek lain hingga membuat dana yang dikeluarkan menjadi mahal seperti hadiah, dll. Dimas menjelaskan, total hadiah SPARTAN kali ini, mencapai 5 juta. Dimas menjelaskan, uang tersebut dibagi ke berapa ajang perlombaan.

“Kalau masing-masing pemenang juara 1 mendapatkan Rp200.000, juara 2 Rp150.000, juara 3 Cuma Rp100.000. Kalau untuk pra-eventnya sendiri mobile legend yaitu juara I RP1.100.000, untuk juara 2 Rp500.000, juara 3 Rp250.000. Untuk dota 2 nya, Juara 1 Rp3.500.000, Juara 2 Rp2.000.000, dan juara 3 Rp1.500.000,” jelas Dimas.

Dalam penyelenggaraan SPARTAN 2018, Dimas mengakui masih dibantu dari pihak TGP dalam hal perizinan tempat sehingga mereka dapat menyelenggarakan lomba dengan baik. “Kalau dari fasilitas ya mungkin ada beberapa yg difasilitasi seperti aula , ruang kelas , depan tgp , lapangan alber,” ungkap Dimas. Dimas berharap agar kegiatan ini dapat menambah kreatifitas dan sportifitas dalam jiwa yang sehat.

Menanggapi adanya SPARTAN, Sekretaris Jurusan II Teknik Grafika Penerbitan, Susilawati Thabrany menyambut positif dengan adanya kegiatan ini. “Saya menanggapi itu dengan positif, karena melihat tujuannya untuk mencari bibit unggul, serta menggalang sportifitas keratan antar mahasiswa,” ungkap Susi. Susi hanya berharap agar SPARTAN selanjutnya lebih matang dalam perencanaan proposal sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi.

Kreatifitas Melalui Kegiatan Seni Teater
Di tempat terpisah, Komunitas Mahasiswa, Teater Zat, Universitas Negeri Jakarta mengadakan Pementasan Tunggal dengan naskah “Aktor-Aktor yang Tersesat dalam Drama Tanda Tanya” Karya Irwan Jama yang akan diadakan 15 Januari 2018. Tema yang diangkat mengenai batas (pendobrakan keterbatasan). Menurut Windy Ekananda Putri, selaku sutradara dari pementasan drama tersebut, ia dan tim telah melakukan persiapan selama 4 bulan dan menghabiskan dana sekitar 5 juta untuk keperluan pementasan.

Windy menuturkan, komunikasi menjadi kendala terutama dalam pengurusan administrasi. “: Ya Kurang komunikasi. Waktu itu pernah salah mengenai administrasi persuratan peminjaman ruangan sampai hari h hampir ga dapet gedung tapi ya bagaimanapun masalah harus diatasi dan diselesaikan dan akhirnya ttp berjalan dan dapat gedungnya,” ungkap Windy.

Dalam pementasan ini, Windy ingin mengajak penonton ke jaman rennasaince dengan semangat-semangat yang masih terasa saat itu . “Ya dengan kostum zaman pertengahan dan sebenarnya dalam dialog antar tokoh dan karakter antar tokoh merupakan cerminan jiwa dan semangat pada masa pertengahan,” ungkap Windy.

Windy menceritakan, Teater Zat sebenarnya sudah terbentuk sejak 90 tahun yang lalu, ketika itu masih bernama teater pasar sore. Perubahan nama terjadi ketika mereka akan mengikuti festival teater dan sampai sekarang bernama Teater Zat. “Jadi awalnya zat namanya adalah teater pasar sore karena tempat latihannya di pasar sore. Nah tahun 1994. Berganti nama jd teater zat karena mau ikut festival teater. Jd harus punya legalitas dsb,” ungkap Windy.

Saling memotivasi dan berempati adalah motivasi yang selalu ditanam oleh setiap anggota Zat, sehingga bisa eksis sampai sekarang. “Saling mengingatkan dan berempati secara bersama siih. Karena di dalam pertunjukan teater terdapat pesan yg ingin disampaikan untuk manfsat bersama dan proses berkarya yang tidak pernah mengkhianati hasil selalu membuat kami untuk terus melaju dalam bidang kesenian, khususnya teater.

Pembina Komunitas Teater Zat, Irsyad Ridho dengan adanya Teater Zat berharap dapat menambah kreatifitas mahasiswa. “Ya, saya kira kegiatan ini masih berkaitan dengan kegiatan kuliah, sering kali kuliah tujuannya terbatas, maka akan sangat bagus kalau mahasiswa punya kegiatan tambahan. Saya kira itu dapat menambah kreatifitas mereka,” tegas Irsyad.

Irsyad mengatakan, perkembangan saat ini sangat baik dan menjadikan teater zat terus eksis dengan terus menghadirkan pentas setiap setiap tahun sekali. Dalam hal regnerasi menjadi kendala besar Teater Zat agar terus dapat mempertahankan prestasi yang telah diraih. Selain itu dukungan pihak kampus menjadi kendala karena minimnya sumbangsi bagi Teater Zat.

Pandangan Dari Penggiat Seni & Olahraga
Menurut Haryati Yunanto, sebagai penggiat seni & olahraga, pemilik sanggar Artina dan mantan staf Direktorat Kesenian di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan(1977-2011) menuturkan, dalam setiap kegiatan mahasiswa harus ditunjang oleh pihak kampus , agar kreatifitas mahasiswa dapat meningkat, serta yang paling penting adalah dapat mengharumkan nama bangsa dimata dunia. “ya kembali lagi ke universitas itu, harus punya pionir agar dapat terus menampilkan kreatifitas mahasiswa terbaik dari setiap jurusannya,” tegas Haryati. (TBL)

Theodorus B.L
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *