SURABAYA – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, Dwi Hartanta akhirnya menuntut pidana selama 4 tahun penjara terhadap terdakwa Isnaely Effendy, pada kasus penipuan jual beli tanah yang merugikan Siti Rochani, istri dari Wakil Bupati (Wabup) Pamekasan, Fattah Yasin.
Jaksa Dwi Hartanta dalam amar tuntutannya menyatakan bahwa terdakwa Isnaely Effendy berdasarkan keterangan dari saksi saksi dan keterangan terdakwa sendiri telah terbukti bersalah sesuai dakwaan pertama yakni pasal 378 KUHP.
“Menjatuhkan tuntutan pidana penjara selama 4 tahun,” katanya di ruang sidang Garuda 2 Pengadilan Negeri Surabaya. Selasa (18/2/2025).
Hal yang memberatkan, perbuatan yang sudah dilakukan oleh terdakwa Isnaely Effendy telah merugikan korban Siti Rochani beserta keluarganya.
“Terdakwa adalah teman pengajian dari korban, yang dalam percakapan keseharianya selalu bersumpah demi agama,” lanjut Jaksa Dwi Hartanta.
Diketahui, tindakan penipuan yang dilakukan oleh terdakwa Isnaely itu bermula saat ia dipercaya oleh H. Mochamad Cholil untuk menjualkan tanah seluas 8.310 meterpersegi yang terletak di Kelurahan Pandaan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dengan harga Rp. 13 miliar dengan dijanjikan komisi sebesar Rp.1,5 miliar.
Modusnya, terdakwa Isnaely mendatangi rumah teman pengajiannya yang bernama Ir. Siti Rochani di Jalan Nginden Intan Tengah 3 Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Wonocolo, kota Surabaya dan mengatakan mempunyai beberapa bidang tanah yang akan di jual yaitu : 1. Tanah SHM Nomor 408/Pandaan atas nama Muhammad Kholil seluas 1.610 Meterpersegi. 2. Tanah SHM Nomor 27/Pandaan atas nama Cholil seluas 605 Meterpersegi. 3. Tanah SHM 468/Pandaan atas nama Cholil seluas 3.560 Meterpersegi. 4. SHM Nomor 456/Pandaan atas nama M. Kholil seluas 1.365 Meterpersegi. 5. SHM Nomor 407/Pandaan atas nama Dwi Toto Setiadi seluas 1.170 Meterpersegi.
Terdakwa Isnaely juga mengatakan kepada korban Siti Rochani bahwa tanah-tanah tersebut sudah ia beli dengan harga Rp. 13 miliar dan tinggal balik nama saja.
Untuk meyakinkan bahwa tanah-tanah itu sebagai miliknya, terdakwa Isnaely mengajak korban dan saksi Istiana serta sopir korban yang bernama Mudjiono melihat dan menunjukkan lokasi tanah yang akan ia jual.
“Harga jualnya Rp. 13 miliar silahkan dapat diangsur,” kata jaksa Dwi Hartanta saat membacakan surat dakwaan.
Termakan dengan ucapan itu, korban Siti Rochani setuju membelinya.
Selanjutnya sejak tahun 2015 sampai Desember 2020, korban Siti Rochani disaksikan Istiana melakukan pembayaran lunas sejumlah Rp. 13 miliar.
Namun, setelah lunas, terdakwa Isnaely menghilang dan sulit dihubungi. Hingga akhirnya korban mengajak suaminya yang tidak lain adalah Fattah Yasin mendatangi sebuah rumah yang berada di sebelah Selatan dari obyek tanah dan bertemu dengan ahli waris dari H. Mochamad Cholil.
Ternyata, diketahui bahwa tanah-tanah tersebut belum dibeli oleh terdakwa dan masih milik H. Mochamad Cholil atau Cholil atau disebut juga Muhammad Kholil. Dan terdakwa yang berstatus sebagai makelarnya hanya pernah menyerahkan uang sebesar Rp. 6,1 miliar kepada ahli waris H. Mochammad Cholil, bukan Rp. 13 miliar. (Han)




