Palangkaraya,- Menkes Nila F. Moeloek menghadiri puncak peringatan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) di Kabupaten Gunung Mas, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Usai pencangan Belkaga, Menkes dan Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah, didampingi para pejabat lainnya, hadir minum obat filariasis bersama 1000 warga Kabupaten Gunung Mas.
Menkes memilih pencanangan di Kabupaten Gunung Mas, hal ini disebabkan kabupaten tersebut adalah daerah endemis kaki gajah dan tahun ini baru mulai melakukan program eliminasi kaki gajah. Dengan demikian, tahun 2020, diharapkan Kabupaten Gunung Mas akan dapat eliminasi kaki gajah.
Beberapa daerah di Kalteng telah melaksanakan program eliminasi, bahkan Kab. Kora Waringin Barat sudah menyelesaikan tahapan eliminasi pada tahun 2016 ini. Untuk itu, atas keberhasilannya, Menkes memberikan sertifikat eliminasi filariasis kepada Bupati Kota Waringin Barat yang hadir pada pencanangan Belkaga di Kabupaten Gunung Mas ini.
Selain Kab. Kota Waringin Barat, Menkes juga memberikan serifikat kepada 3 kabupaten yang telah menyelesikan tahapan eliminasi, yaitu Kab. Kolaka Utara dan Kab. Bombana (Sulawesi Tenggara), serta Kita Bogor (Jawa Barat).
Pada kesempatan tersebut, Menkes juga menyerahkan bantuan terkait kaki gajah kepada beberapa Kepala Puskesmas, berupa obat pencegahan filariasis sebanyak 1.810.200 tablet albendazol dan 4.707.752 tablet diethyl carbamazine citrat.
Sementara bantuan lain adalah 400 kardus pemberian makanan tambahan (PMT) Anak Sekolah; 36.950 buah kelambu berinsektisida bagi keluarga yang memiliki Balita; serta 90 set juru pemantau jentik (Jumantik) kit, 50kg abate kepada kader PMK.
*Tentang Belkaga*
Penyakit kaki gajah (Filariasis) masih menjadi masalah serius di Indonesia. Penyakit ini bisa menular ke siapa saja, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak. Filiariasis adalah penyakit menular yang menyerang saluran dan kelenjar limfe serta disebabkan cacing filaria. Penularannya sendiri disebabkan oleh nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis). Bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin, baik pada perempuan maupun laki-laki.
Untuk dapat bebas dari kasus penyakit kaki gajah, pemerintah mencanangkan 1 Oktober sebagai Bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (BELKAGA) melalui Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis. Program eliminasi ini dilaksanakan melalui Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis di daerah endemis menggunakan DEC dan Albendazole. Pengobatan ini diberikan setahun sekali selama minimal lima tahun berturut-turut.
Kegiatan Belkaga dilakukan serentak di 189 kabupaten/kota endemis. Saat ini Filariasis masih menjadi endemis di 239 kabupaten/kota di Indonesia. Beberapa diantaranya telah melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis selama 5 tahun. Program minum obat ini akan dilakukan berturut-turut selama lima tahun dan satu tahun hanya cukup meminum sekali. Diharapkan dengan program ini Indonesia dapat bebas penyakit kaki gajah 5 tahun mendatang. Sasaran program Belkaga ini adalah 102 juta jiwa penduduk yang rawan terserang penyakit. Kegiatan ini untuk mencegah penyebaran Filariasis lebih jauh karena jika sudah terkena akan sulit diobati. Apalagi sejak awal penyakit ini tidak mempunyai gejala yang jelas, dan cacingnya pun berkembang biak serta menyumbat saluran getah bening. Oleh karena penyakit ini sangat serius, maka perlu untuk melakukan upaya diseminasi informasi yang komprehensif kepada masyarakat luas.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI.www.beritalima.com(KH.PLK.M.HARIS)