Jakarta, beritalima.com| – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan, transportasi berbasis rel kereta api (KA) lebih efisien dan ramah lingkungan.
AHY menanggapi arahan Presiden Prabowo Subianto saat peresmian Stasiun Tanah Abang Jakarta beberapa waktu lalu, dimana kepala negara menginginkan penguatan m jaringan konektivitas nasional.
“Distribusi logistik berbasis rel lebih efisien dan ramah lingkungan. Pendekatan ini merupakan bagian penting dalam membangun sistem transportasi modern yang mendukung pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah,” ujar AHY.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menjelaskan, transformasi KAI selaras dengan arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat konektivitas nasional dan meningkatkan daya saing logistik.
Transformasi tersebut mencakup penguatan layanan angkutan penumpang dan barang, pengembangan usaha penunjang, serta pemanfaatan teknologi untuk efektivitas operasi dan peningkatan kualitas layanan.
Menurut Bobby, KAI kini mengakselerasi inisiatif Integrated Logistic Solution sebagai fondasi untuk menghadirkan layanan logistik yang terintegrasi, efisien, dan mampu menjangkau seluruh rantai pasok nasional.
“KAI terus meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan melalui integrasi sistem, kolaborasi strategis, dan implementasi teknologi. Inisiatif Integrated Logistic Solution kami dorong sebagai langkah memperkuat peran kereta api dalam ekosistem logistik nasional dan mendukung visi pemerintah untuk memperkuat konektivitas dan daya saing bangsa,” jelas Bobby.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menambahkan, kontribusi KAI Group terhadap mobilitas dan distribusi barang terus menunjukkan penguatan. Sepanjang Januari–Oktober 2025, total pelanggan seluruh layanan KAI Group mencapai 413.867.221 orang, meningkat 8,15 persen dibanding periode sama di 2024.
Angka tersebut mencakup layanan kereta jarak jauh dan lokal, KAI Commuter, LRT Jabodebek, KA Bandara, layanan KAI Wisata, LRT Sumsel, Whoosh oleh KCIC, serta KA Makassar–Parepare. Menurut Anne, pertumbuhan ini mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap transportasi berbasis rel.
Pada sektor angkutan barang, KAI catat volume 57.556.900 ton pada Januari–Oktober 2025, meningkat 0,69 persen dibanding tahun sebelumnya. Komoditas terbesar adalah batu bara dengan 47,77 juta ton, diikuti semen, petikemas, BBM, hasil perkebunan, pupuk, dan barang ritel.
KAI turut memperkuat pergerakan efisiensi logistik nasional melalui kapasitas angkut yang besar dan operasi terjadwal. Pada lintas Jawa, satu rangkaian kereta barang dapat menarik hingga 30 gerbong dengan kapasitas 42 ton per gerbong, sementara di Sumatra Selatan angkutan batu bara dapat mencapai 61 gerbong.
Target KAI, lanjut Anne, pertumbuhan angkutan barang hingga 15 persen pada 2029, dengan proyeksi angkutan batu bara 111,2 juta ton dan non-batu bara 10,9 juta ton. Target tersebut diperkuat perluasan integrasi logistik melalui keterhubungan langsung antara rel dengan pelabuhan, kawasan industri, dan dry port, sehingga aliran logistik dari hulu ke hilir kian efisien.
Dari sisi layanan, KAI Group mencatat tingkat ketepatan waktu tinggi sepanjang Januari–September 2025, yaitu 99,53 persen untuk keberangkatan kereta penumpang, 96,26 persen untuk kedatangan kereta penumpang, 96,89 persen untuk keberangkatan kereta barang, dan 90,85 persen untuk kedatangan kereta barang.
Jurnalis: rendy/abri







