JAKARTA, beritalima.com – Direktorat Usaha Hutan Produksi Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan “Pencanangan Kebangkitan Kayu Hutan Alam Indonesia melalui Penerapan Silvikultur Intensif (SILIN)”, yang dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
“Dapat menjadi momentum penanda peran penting dan strategis SILIN dalam mewujudkan peningkatan produktivitas hutan alam dan pengelolaan SDA hutan yang berkelanjutan,” ujar Men LHK, Siti Nurbaya, Selasa (22/1/2019) di Auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Senayan, Jakarta.
Siti pun menyambut optimisme langkah kerja pencanangan SILIN sebagai terobosan yang fundamental. Menurutnya salah satu solusi terhadap permasalahan penurunan kualitas dan kuantitas hutan alam produksi Indonesia.
Lebih lanjut dikatakan Men LHK Siti Nurbaya, dalam acara diseminasi hutan dan kehutanan Indonesia berkenaan dengan langkah-langkah korektif pada sektor kehutanan. Ia pun menyebutkan bahwa salah satu bagian yang sangat penting dalam langkah-langkah korektif, belum detail penyelesaiannya, yang berkenaan dengan langkah korektif dalam hal formulasi kontribusi hutan dan kehutanan pada perekonomian nasional.
“Langkah penting bagian dari korektif itu sebetulnya terkait dengan produksi hutan bagaimana dalam hal ini hasil – hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Kalau hasil hutan bukan kayu, keterkaitannya dengan direktorat jenderal lainnya juga. Kita sering ngomongin di perhutanan sosial, makanya suka ada festival makanan dari hasil hutan dan lain – lain. Tetapi pada persoalan kayu ini sesuatu yang cukup serius terutama hutan kayu dari hutan alam,” tandasnya.
Disebutkan Siti dalam sambutannya, seperti yang telah dipaparkan para pakar bahwa Indonesia memiliki problem pengelolaan hutan alam dari tahun 1962 berjaya sampai dengan tahun 1982. Kemudian di tahun 2000an naik yang lain, seperti hutan tanaman dan hutan rakyat. Dalam asumsinya, sambil berjalan baik hutan tanaman industri maupun hutan rakyat, Siti mengungkapkan bahwa akhir 1980-an ekpsor kayu gergajian mulai dilarang, diubah dalam bentuk kayu olahan, maka indusri kayu lapis dan wood working tumbuh pesat dan kejayaan ini bertahan hingga awal 2000-an.
“Diantara waktu tersebut tumbuh pengolahan rotan dan mebel serta pulp. Dari tahun 2012 hingga 2016, kontribusi kehutanan meliputi pulp dan kertas, produk kayu olahan, mebel dan kayu lapis. Menurut data yang ada, produksi Indonesia dalam kurun waktu 6 tahun terakhir yang menjadi unggulan ialah kayu gergajian, kayu lapis, kayu olahan, pulp dan kertas, mebel dan kerajinan serta olahan rotan. Kayu gergajian sebagai produk hasil hutan primer menjadi bahan baku bagi produk primer lainnya tertama kayu olahan, mebel dan kerajinan. Bahan kayu bulat kini lebih banyak dihasilkan dari hutan tanaman dan ekploitasi kayu rimba semakin bekurang. Data tahun 2016 menunjukkan produksi kayu bulat dari alam kurang dari 10%,” jelasnya.
Dalam mengembangkan industri kayu kata Menteri, pemerintah dan sektor swasta (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia/APHI) telah menyempurnakan peta jalan untuk pengembangan industri kayu dan mempromosikan pemanfaatan kayu keras bernilai tinggi. Ini dilakukan, antara lain, melalui introduksi sistem silvikultur intensif dan penebangan berdampak rendah (Reduced Impact Logging-RIL).
“Kita beruntung bahwa negeri ini dianugerahi kayu berkualitas tinggi pada usia 60 – 70 tahun dibandingkan dengan 100 tahun di banyak negara lain. Kayu keras kalau di Indonesia umur 35 tahun sudah mulai kelihatan, 60 – 70 tahun sudah optimal, di eropa bisa sampai 100 – 200 tahun,” tandasnya.
Menurutnya setelah berinteraksi studi di luar, ternyata Indonesia kaya akan potensi kayu. Oleh karena itu pemerintah harus mengoptimalkan produksi hutan alam. Mulai dari tekniknya yang harus dirapihkan, pembibitannya, dan industrinya.
“Selama ini dalam mengelola hutan itu industrinya gak dibangun bersamaan kompleks, perijinan hutan alam maupun hutan tanamannya. Sebetulnya saya mendorong bisa dibangun industri bersamaan mengoptimalkan pengelolaan hutan alam,” imbuhnya. ddm