PONOROGO, beritalima.com- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, membuka Liga Santri Nasional Region I Jawa Timur, di stadion Batara Katong, Ponorogo, 25 Agustus 2016.
Liga Santri yang diikuti 32 klub sepak bola Ponpes dari tujuh kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur dan memperebutkan piala bupati Ponorogo ini, berlangsung hingga Selasa (30/8) mendatang.
Menpora Imam Nahrawi, berharap, LSN akan melahirkan bibit baru pebola berkualitas di Indonesia. Pesantren, kata Nahrawi, bukan hanya menyimpan potensi warga terdidik yang sangat besar, tapi juga warga yang disiplin.
“Pendidikan yang penuh kedisiplinan ini sangat diperlukan untuk memunculkan pemain bola yang baik,” kata Menpora Imam Nahrawi, usai kick off pertandingan pertama.
Menurutnya lagi, pesantren juga menyimpan potensi pemain yang luar biasa besar dari sisi kuantitas. Ini tergambar dari jumlah pesantren yang jumlahnya mencapai ribuan di seluruh Indonesia.
“Dengan ajang ini mereka bisa membuktikan tidak hanya pintar mengaji kitab kuning, tapi juga pintar olah raga, khususnya sepak bola,” tambahnya.
Menurut mantan Sekjen PKB in4 dari lembaga-lembaga yang lain saat ini telah muncul para pemain bola yang berkualitas. Misalnya PS TNI dan Bhayangkara United.
“Saya harap dari pesantren juga bisa begitu. Bisa jadi akan lahir kesebelasan santri entah apa namanya, yang bisa berlaga di tingkat nasional, regional dan internasional,” lanjutnya.
Nahrowi menambahkan, sistem LSN yang berjenjang juga menjadi sarana penyaringan pemain. LSN yang merupakan ajang pertandingan pemain berusia 16 tahunan akan menjadi seleksi yang baik menuju kompetisi pada usia di atasnya.
“Yang sekarang bertanding bisa diamati lalu dibina. Setahun dua tahun kemudian, mereka akan siap di U19, U20, U21 dan seterusnya,” paparnya.
Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, yang turut hadir dalam pembukaan LSN Region Jatim I, memanfaatkan kesempatan ini untuk menodong Menpora. Kepada menteri termuda kabinet Jokowi kali ini, Ipong meminta Menpora Imam Nahrawi memperhatikan kondisi stadion yang digunakan untuk bertanding. Karena bangunan yang mulai berdiri tahun 1973 itu, membutuhkan perbaikan di sana sini dan perlu ditingkatkan.
“Sejak dibangun belum ada sentuhan berarti. Tapi tadi pak Menteri sudah mbisiki saya. Katanya 2017, stadion akan direnovasi,” kata Ipong, di hadapan ribuan santri yang menghadiri pembukaan LSN.
Ipong sendiri yakin Ponorogo menyimpan potensi pemain bola yang sangat banyak. Di Ponorogo terdapat lebih dari 200 pesantren. “Jadi ya kita sangat siap menghadapi LSN,” tambahnya.
Soal ‘todongan’ Ipong, Nahrawi menyatakan bahwa pembangunan Stadion Batoro Katong bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat. “Kita akan lihat anggarannya, tapi kalau kita lihat antusiasme masyarakat terhadap bola di sini, maka siapapun bisa turut merenovasi. Pihak swasta juga bisa berinvestasi. Pemerintah dan masyarakat juga bisa,” pungkasnya. (Dibyo).