SURABAYA, Beritalima.com |
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro akan melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga pada Kamis dan Jumat (3-4/12/2020).
Ada dua agenda dalam kunjungan itu. Pertama, pertemuan dengan Rektor Perguruan Tinggi (PTN) se-Jatim. Kedua, penandatanganan dua prasasti penghargaan pada dua laboratorium penanganan Covid-19 di UNAIR.
Penandatanganan terhadap prasasti penghargaan dari Menristek/BRIN diberikan kepada PUI-PT Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati dan Pusat Riset Teknologi Pengembangan Vaksin UNAIR. Penghargaan tersebut diberikan berkaitan dengan kerja ilmiah yang dilakukan UNAIR untuk penanganan wabah Covid-19 yang sedang melanda dunia.
Salah satu peneliti dari konsorsium pengembangan vaksin Merah Putih UNAIR, Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, mengatakan bahwa kedatangan Menteri menjadi penting karena akan dilakukan pertemuan bersama dan diskusi dengan seluruh tim peneliti termasuk dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan Rumah Sakit Dr Soetomo. Pertemuan tersebut juga akan melibatkan tim dari PT Biotis Pharmaceutical Indonesia selaku mitra.
“Tim kami tim besar, mulai dari tim penentuan rekombinan viral vector, tim uji pada hewan, hingga tim uji klinis, yang dalam hal ini melibatkan RSUA dan RS Dr Soetomo. Kami bikin riset vaksin sudah dari awal konsorsium dengan teman-teman di rumah sakit,” ujar Prof Nyoman.
Dalam prosesnya, UNAIR menggandeng mitra dari PT Biotis Pharmaceutical Indonesia untuk animal trial. Dan, dalam tahapan uji hewan ini, PT Biotis Pharmaceutical Indonesia juga menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga seluruh tahapan, baik sejak uji pre klinik dan uji klinik, dapat terus dikawal oleh BPOM.
Saat ini, pengembangan Vaksin Merah Putih UNAIR itu telah melewati uji tahap 1, 2, dan 3, yakni tahap desain, pembentukan viral vektor rekombinan dan tahap validasinya.
Sesuai timeline penelitian yang sudah dibuat, pada Desember ini sudah mulai masuk ke uji preklinis, yakni animal trial yang meliputi tikus dan kera. Jika semua proses uji coba terhadap hewan berjalan sukses dan efektif, selanjutnya akan diujicobakan terhadap manusia.
“Bila semua proses ini berjalan lancar, In sya Allah pertengahan tahun 2021 sudah masuk ke clinical trial, yang tentunya sebelum masuk uji klinis tersebut harus didaftarkan BPOM terlebih dahulu,” ungkap Prof Nyoman.
Selain platform viral vector untuk vaksin Merah Putih, tim peneliti UNAIR yang mengembangkan pada platform peptide juga telah menyelesaikan tiga tahapan pertama. Diharapkan, untuk uji hewan pada platform peptide juga akan mulai dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan dengan vaksin Merah Putih (yul)