Menteri LH : Pemulihan Ekosistem Gambut dan Mangrove Miliki Kontribusi Besar Untuk Ketahanan Iklim

  • Whatsapp

Jakarta | beritalima.com – Gambut dan Mangrove selama ini banyak memberi kontribusi besar kepada Negara salah satunya untuk ketahanan iklim namun dengan banyaknya kerusakan ekosistem lahan gambut dan hutan mangrove perlu adanya pemulihan dan kolaborasi antar pihak hingga membentuk suatu Forum Kolaborasi Pemulihan Ekosistem. Dalam waktu segera, akan melakukan pelatihan tenaga agar memiliki kompetensi untuk melakukan restorasi.

Hal itu dicetuskan Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala BPLH Dr. Ir. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut., M.P usai sambutan sebagai Keynote Speech pada Forum Kolaborasi Pemulihan Ekosistem Gambut dan Mangrove, di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta Barat, Kamis (2/10/2025).

Dijelaskan Hanif, luas total lahan gambut seluas 13.360.226 ha dengan target pemulihan seluas 3.313.126 hektar baik katagori rusak ringan maupun sangat berat. Sedangkan Areal Penggunaan Lain (APL) gambut seluas 1.517.631 ha atau mwncapai 48,81% sedangkan kawasan hutan masih memiliki luas lahan 1.795.495 ha atau mencapai 54,19%.

Target pemulihan lahan gambut dituturkan Menteri Hanif Faisol Nurofiq, melalui konsep Desa Mandiri Peduli Gambut (DPMG) seluas 13.360.226 ha dengan target pemulihan baik rusak ringan maupun sangat berat seluas 3.313.126 ha. Apl terdiri dari 904 desa, kolaborasi perusahaan (buffer area) sebanyak 1.450 desa, hingga total desa intervensi sebanyak 2.354 desa.

Begitu juga dengan pemulihan ekosistem lahan mangrove tandas Menteri LH, telah melakukan upaya pemulihan sejak 2024, aksi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup untuk pemulihan ekosistem Mangrove lebih dari 100 hektar.

“Mangrove menjaga keanekaragaman hayati dan perikanan, mencegah erosi pantai, serta melindungi bumi dari dampak perubahan iklim. Perlindungan mangrove bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan keterlibatan aktif masyarakat, partisipasi masyarakat dan kegiatan usahanya,” tandas Menteri Hanif Faisol Nurofiq.

Namun berdasarkan laporan pemerintah mengenai capaian pemulihan Mangrove sejak 2020 – 2024 mencapai 85.461 ha. Sedangkan capaian pemulihan melalui program M4CR pada tahun 2024 melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove. Dan potensi habitat Mangrove berdasarkan PMN 2024, kemudian existing vegetasi mangrove seluas, 3,44 juta hektar terdiri dari kerapatan lebat 92%, sedang 5%, dan jarang 3%.

Oleh karena itu ditegaskan Menteri terhadap Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM) perlu melakukan restorasi. Menurutnya DMPM merupakan program KLH/BPLH dalam rangka meningkatkan peran aktif masyarakat secara mandiri dalam melaksanakan Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove melalui pendekatan, penguatan kelembangaan dan pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan (community engangement and development).

“Tadi saya minta dalam waktu segera kita akan lakukan pelatihan tenaga mereka untuk memiliki kompetensi, kemampuan untuk melakukan restorasi. Karena itu merupakan kewajiban di perusahaan. Itu mandatnya ada di dalam peraturan pemerintah tentang pengolahan gambut maupun peraturan pemerintah tentang pengolahan mangrove,” jelasnya.

Ditambahkan Menteri Hanif, bahwa Gambut, 90% air ada di dalam bila dikurangi tidak punya persediaan air kemudian Mangrove untuk perlindungan pantai, tempat dimulainya kehidupan laut dimulai.

“Tanpa adanya Mangrove maka siapa yang ngasih makan ikan ikan kecil,” pungkas Menteri.

Jurnalis : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait