Menteri Riefky Puji Pidato Presiden Keenam SBY Menjaga Peradaban Indonesia

  • Whatsapp
Menteri Riefky puji pidato Presiden Keenam SBY menjaga peradaban Indonesia (foto: kemenEkraf)

Jakarta, beritalima.com| – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya mengatakan peran strategis sektor kreatif menghadapi tantangan peradaban global, sekaligus memuji pidato Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang masa depan peradaban dunia sekaligus menjaga peradaban Indonesia.

Melalui Pidato Peradaban World Disorder and The Future of Our Civilization di Jakarta, Presiden SBY menyampaikan kajian peradaban sebagai ruang reflektif demi membangun arah masa depan bangsa yang lebih beradab. Presiden SBY mengungkapkan kondisi peradaban global dan peluang abad ke-21 di tengah kecanggihan teknologi dan keterhubungan global yang semakin intens. SBY meyakini tanpa demokrasi yang sehat, keadilan tidak akan hadir.

“Kita harus menjaga keseimbangan antara stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan kebebasan sipil. Tanpa suatu keadilan, peradaban tidak akan berkembang. Maka dari itu, dunia harus bersatu untuk transisi energi bersih, restorasi ekosistem, ekonomi hijau, dan pembangunan berkelanjutan yang bisa menyelamatkan peradaban dari kehancuran ekonomi,” ujar SBY dalam acara di Menara Bank Mega, Jakarta (30/7).

SBY menilai ada empat arus besar peradaban dunia yang berdampak langsung terhadap Indonesia seperti globalisasi ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, serta pergeseran nilai dan budaya. SBY soroti tantangan krisis iklim dan menegaskan perlu kerja sama global sehingga tidak ada ketimpangan, potensi konflik, serta kerapuhan struktur tata kelola global.

“Melalui ekonomi yang inklusif, pajak yang lebih adil, pendidikan dan akses digital yang merata, maka kita bisa mengubah semua menjadi kekuatan baru dalam peradaban bangsa. Generasi muda Indonesia yang tumbuh juga harus berhadapan dengan banjir informasi, tantangan identitas, dan krisis makna. Disinilah pentingnya pendidikan karakter, spiritualitas, dan nilai kebangsaan dalam membentuk arah peradaban masa depan,” papar SBY.

Selaras dengan pernyataan tersebut, Menteri Riefky menambahkan urgensi ekraf dalam menghadapi tantangan global. Menteri Ekraf menilai ekonomi kreatif mampu mendorong inovasi dan kewirausahaan bagi generasi muda sehingga Indonesia yang beraneka ragam punya daya saing di pasar global.

“Ekonomi kreatif senantiasa menjadi kunci untuk menjawab tantangan global sebab tiap 17 subsektor ekraf yang ada bisa mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan potensi dari tiap daerah,” terang Riefky.

Ekraf yang berbasis teknologi dan inovasi juga mampu membantu peradaban Indonesia supaya bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan global dan disrupsi teknologi. Kementerian Ekraf punya peran penting dalam menciptakan ekosistem yang kondusif, memberikan pelatihan, dan memastikan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi pegiat ekonomi kreatif yang masih mengalami krisis identitas kolektif.

“Dalam konteks menjaga peradaban, ekonomi kreatif diharapkan bisa menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi melalui Asta Cita Presiden Prabowo, ekonomi kreatif menjadi salah satu strategi utama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan berkelanjutan,” ujar Riefky.

Di sela pidato SBY, video musik dari lagu berjudul “Save Our World” juga diputarkan tentang keprihatinan SBY terkait kerusakan alam dan ekosistem lingkungan. Selain pidato, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu moderator Dino Pati Djalal. Dalam kegiatan ini, beberapa lukisan karya SBY pun dipamerkan diantaranya lukisan bertajuk Stop War, United for Peace (2025), Peace with Nature (2025), Monumen Nasional (2024), dan beberapa karya lukisan maupun buku yang dibuat SBY.

Acara ini terselenggara oleh Institut Peradaban (IP) yang didirikan sebagai lembaga pengkajian isu-isu strategis peradaban sejak 18 Juli 2012. Inisiatif ini terbentuk dari peran sejumlah tokoh seperti Prof. Salim Said, Prof. Jimly Asshiddiqie, Burhanuddin Abdullah, Laksamana TNI (Purn) Achmad Sutjipto, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Jenderal TNI (Purn) Endriartono Soetarto, beberapa tokoh intelektual lain terus melahirkan kebijakan relevan dalam memajukan peradaban.

Jurnalis: rendy/abri

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait