Menulis Fiksi Meramu Imajinasi dan Realita

  • Whatsapp
Menulis fiksi harus dapat memadukan imajinasi dan fakta (foto: abri)

Jakarta, beritalima.com |– “Jadi jelas kalau menulis fiksi, kita harus punya kemampuan meramu imajinasi dan realita. Dan membaurkannya dengan kemampuan kita membangun semesta fiksi,” kata Okky Madasari, sastrawan, dalam diskusi Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena di Jakarta (27/6).

Okky memaparkan, novel karyanya sering terinspirasi dari kejadian nyata. Misalnya, novel yang menyangkut kondisi zaman Orde Baru. Karena karya fiksi bisa terinspirasi dari kejadian nyata, tetapi itu saja tak cukup.

Diskusi yang dipandu oleh Anick HT dan Swary Utami Dewi bertema Menulis yang Berdampak, menurut Okky, ”ketika saya menulis novel tentang diskriminasi dan persekusi terhadap orang Ahmadiyah, saya datang ke transito dan tempat pengungsian mereka di Lombok. Saya ngobrol dengan mereka. Tetapi juga meramu dengan imajinasi saya. Ini yang harus betul-betul kita pahami.”

Okky juga menyinggung tetralogi “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer. Walau novel itu dibilang sebagai novel sejarah atau isinya dibilang banyak mengandung fakta, bagi Okky, fiksi adalah tetap fiksi.

“Pramoedya membangun sosok yang begitu kuat dan berdampak dalam figur Nyai Ontosoroh dan Minke. Keduanya itu ‘kan rekaan Pramoedya. Walaupun kita bisa bilang Minke itu terinspirasi dari sosok Tirto Adhi Soerjo, kita tidak bisa meyakini bahwa itu hanya sekadar meng-copy atau mencatatkan apa yang dialami Tirto Adhi Soerjo,” sambung Okky yang juga Sosiolog.

“Imajinasi Pramoedya dalam meramu dan melahirkan sosok Minke membuat tetralogi Bumi Manusia itu novel yang dipercaya dan meyakinkan pembaca, dan akhirnya berdampak,” bahasnya. .

Pada awal diskusi, Okky menjabarkan secara umum ada tiga genre tulisan. Yaitu: fiksi (cerpen, novel, puisi); laporan, berita, feature; dan opini. Yang dicari pembaca dari masing-masing genre ini berbeda-beda.

Fiksi adalah cerita yang bersumber dari rekaan penulis. “Yang dicari pembaca dari fiksi adalah pengalaman, merasakan apa yang dialami karakter, terlibat secara emosi, terbangun empati, dan terinspirasi,” ungkapnya.”

Jurnalis: Rendy Fitria

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait