Menyusuri ‘Wisata Prostitusi Terselubung’ Kota Surabaya

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com— Pasca penutupan tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara yakni Dolly, tak membuat para penjajah sex komersial di Kota Surabaya berhenti dari pekerjaan yang digelutinya. Prostitusi di Kota Pahlawan itu kian marak, bahkan banyak tempat tempat prostitusi berkedok tempat hiburan.

Dari penelusuran wartawan pada malam hari di Surabaya, dimana saat kebanyakan orang tengah tertidur pulas, terdapat tempat-tempat yang tiap malamnya tetap beraktivitas layaknya siang hari. Di beberapa tempat tersebut, beberapa wanita bertubuh seksi dengan pakaian minim menunggu pria hidung belang yang sedang mencari pasangan untuk memenuhi kebutuhannya akan seks. Di beberapa lokasi lainnya, ada wanita-pria (waria) yang juga menawarkan jasa untuk melayani tamunya.

Tempat itu merupakan tempat prostitusi yang banyak tersebar di kota berjuluk Kota Pahlawan ini. Di antara tempat-tempat tersebut saat ini banyak yang ilegal karena berada dalam suatu kawasan yang tidak mendapat izin mendirikan bangunan yang digunakan sebagai tempat prostitusi.

Seperti satu contoh di wilayah Ngagel, Jl HR Muhammad banyak sekali ditemui panti pijat yang berkedok sauna, dengan tarif yang cukup murah bagi kalangan yang berkehidupan kelas menengah ke atas, antara Rp 500 ribu, hingga Rp 1 Juta tergantung bagaimana kita bisa menegonya, harga bisa turun.

Dari hasil wawancara dari salah satu pelaku pekerja atau therapis yang rata rata masih single parent atau (Janda) sebut saja Mirna (bukan nama sebenarnya) mengaku bahwa ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

“Mau kerja apalagi mas, sedangkan kebutuhan keluarga sangat tinggi, belum lagi biaya sekolah anak saya yang apa apa harus bayar,” ungkap Mirna, Minggu Malam (5/03).

Tak hanya panti pijat masih banyak tempat hiburan seperti karaoke, yang juga menyediakan wanita penghibur yang berkedok pemandu lagu (purel) atau LC. Dari penelusuran hampir semua tempat karaoke di Surabaya banyak menyediakan wanita wanita penghibur baik itu freelan ataupun stay di tempat tersebut.

Tarifnya pun rata rata per jam cukup variatif, jika hanya menemani bernyanyi dan minum minum tarifnya bisa Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, hal itu terkadang tergantung kelas yang dipilihnya. (Tim Inves)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *