Merawat Bumi Perlu Pendekatan Spiritual, Moral dan Etis

  • Whatsapp
Rezal Kusumaatmadja: merawat bumi perlu pendekatan spiritual, moral dan etis (foto: istimewa)

Jakarta, beritalima.com| – Dalam merawat bumi atau melestarikan alam, perlu pendekatan yang lebih humanis, dengan melibatkan aspek spiritual, moral dan etis.

Hal ini menjadi bahan diskusi dalam paparan disampaikan Rezal Kusumaatmadja dalam acara Forum Praksis seri ke-11 di Jakarta (8/7).

Dalam forum bertajuk “Solusi Tanding Demi Memperkuat Ketahanan Ekosistem Berbasis Komposisi Modal Organik”, Rezal sangat yakin bila menyelesaikan kasus kerusakan alam atau lingkungan tak akan berlangsung baik bila hanya mengandalkan pendekatan teknis saja.

Karena, rusaknya alam seperti terjadi sekarang ini bukan hanya masalah teknis, melainkan juga masalah sosial, politik bahkan spiritual. Jadi, penyelesaiannya perlu melibatkan banyak hal, termasuk dimensi spiritual, moral dan etis.

Pengalaman Rezal saat membangun usaha di daerah terpencil Kalimantan Tengah menjadi pembelajaran menarik untuk kita semua. Putra dari Alm. Sarwono Kusumaatmadja (mantan Menteri Kelautan dan Menteri Lingkungan Hidup) ini menggagas program pelestarian alam bernama Project Tampelas,  di desa Tampelas, Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah.

Proyek yang dikelola PT Rimba Makmur Utama (RMU) – Rezal salah satu pendirinya serta menjabat Komisaris Utama – berusaha menjaga dan merestorasi hutan rawa gambut seluas 157.875 hektar.

Rezal yang lulusan Cornell University dan University of Hawaii, AS ini ingin menunjukkan, lewat kerjasama dengan masyarakat setempat, lahan gambut yang rusak parah bisa direstorasi, bahkan bisa menjadi sumber penghasilan ekonomi bagi para warganya.

Dengan memanfaatkan air yang ada di lahan gambut untuk membudidayakan ikan gabus, misalnya, masyarakat tidak hanya berhenti merusak hutan melainkan juga terdorong melestarikan alam di sekitarnya.

Potensi ikan gabus selanjutnya diolah untuk menghasilkan albumin, berdampak banyak ke masyarakat setempat yang sebelumnya hidup dari merambah hutan kini justru berbalik untuk memeliharanya dan berpenghasilan lumayan.

Kebijakan RMU bersama masyarakat setempat, lalu menjalani sistem ekonomi bersifat restoratif, antara lain dari inisiatif carbon trading yang mampu menghasilkan uang. Uang yang didapat dari carbon trading tersebut kemudian dimanfaatkan untuk memperbanyak proyek pelestarian alam.

Pembelajaran dari Desa Tampelas diharapkan bisa menjadi cermin “solusi-tanding” terhadap upaya pelestarian alam lain, yang tak jarang macet akibat pekatnya berbagai aturan dan birokrasi, serta minim melibatkan gotong royong masyarakat setempat.

Dalam kasus di Desa Tampelas, masyarakat sekaligus terlibat aktif secara spiritual, moral dan etis untuk ikut merawat bumi.

Jurnalis: abriyanto

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait