Caption: Anggota Warumas saat membaca puisi bersama
SURABAYA. beritalima.com|
Buku Antologi Puisi “Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi” karya komunitas Wartawan usia Emas (Warumas) di Balai Wartawan A.Azis, berlangsung meriah dan menjadi penutup rangkaian acara peringatan Hari Pers Nasional 2023 di Jawa Timur. Dalam acara tersebut, Ketua PWI Jatim menyerahkan penghargaan dan tali asih kepada sesepuh wartawan Jatim, H.Samiaji (88 tahun), mantan wartawan Harian “Neraca”. Hadir Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono dan sejumlah tokoh pers Jawa Timur membaca puisi dengan beragam ekspresi.
Dalam sambutannya, Adi menyatakan kagum pada para wartawan di buku antologi puisi ini yang masih terus menulis puisi. Menurut Adi, mengamati tulisan berita para wartawan di era digital ini terasa kering, banyak kosa kata yang hilang dan pengulangan kata karena hanya mementingkan kecepatan berita.
“Maka wartawan jangan berhenti menulis agar terus terasah kreatifitasnya. Karena menulis itu mencerahkan, bagi diri kita sendiri dan orang lain,” ujarnya.
Tulisan opini ketua DPRD Surabaya itu secara teratur muncul di salah satu media terkemuka Jawa Timur.
Hal senada juga diungkapkan oleh Lutfil Hakim, Ketua PWI Jatim. Menurut Lutfil, jurnalistik sangat terkait dengan sastra. Ibarat koin mata uang dengan sisi yang berbeda. Bahasa jurnalistik sekarang terasa dangkal, tanpa sentuhan (sastra). Lutfil berharap, setiap peringatan HPN diikuti dengan penerbitan buku antologi sastra karya para wartawan untuk memberi motivasi para wartawan muda.
Dalam acara antologi puisi tersebut, secara ekspresif Lutfil membaca puisi “Madura, Akulah darahmu” karya penyair Madura, Zamawi Imron. Disusul Imawan Mashuri, Ketua Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT), yang membawahi Stikosa-AWS, membaca puisi karya sendiri tentang tragedi Kanjuruhan, yang mendapat banyak apresiasi. Kemudian Wakil Ketua PWI Jatim, Mahmud Suhermono, dan wartawan senior Oki Lukito juga ikut tampil membaca puisi.
Menurut Ketua Warumas, Kris Maryono, buku Antologi Puisi “Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi” ini merupakan buku ke-3 karya komunitas Warumas. Buku setebal 170 halaman ini memuat karya puisi 13 wartawan penyair dengan berbagai latar belakang pengalaman yang panjang di media. Antara lain : Achmad Pramudito (mantan wartawan Harian Surya, sekarang pengelola media online iniSurabaya.com), Amang Mawardi (mantan wartawan Harian Pos Kota sekarang Youtuber dan penulis buku), Arieyoko (wartawan Republika – youtuber), Aming Aminoedhin (Majalah Media), Ida Nurshanti Nicholas (Harian Neraca, sekarang Dosen), Imung Mulyanto (Surabaya Post, Arek TV sekarang konsultan media), Karyanto (Harian Surya sekarang pengelola arekmemo.com), Kris Mariono (RRI Surabaya sekarang Majalah Media), Nurkhasanah Yulistiani (Jawa Pos Grup sekarang beritalima.com), Rokim Dakas (Surabaya Post, sekarang youtuber), Sasetya Wilutama (SCTV sekarang Stikosa AWS) , Toto Sonata (Harian Suara Indonesia) dan Widodo Basuki (Pimred Majalah berbahasa jawa “Jaya baya”). Mereka adalah para wartawan berusia 50 tahun ke atas dan sebagian besar masih aktif sebagai wartawan.
Beda dengan penerbitan sebelumnya, selain karya 13 wartawan juga memuat karya tiga penulis tamu, yaitu Abraham Ferry Rosando, dosen di Fakultas Hukum Untag Surabaya, Meithiana Indrasari’ Ketua Stikosa-AWS dan HM Cheng Ho Djadi Galajapo. Sedangkan kata pengantar ditulis oleh Sapto Anggoro, Ketua Komisi Pendataan, Penelitian & Ratifikasi Pers serta Lutfil Hakim, Ketua PWI Jatim.
“Kami akan terus konsisten berkarya menerbitkan buku antologi puisi. Insya Allah kami sedang persiapkan buku antologi puisi keempat” ujar mantan reporter RRI Surabaya tersebut.(Yul)