Dia pun lekas minta tolong warga untuk membantu memadamkan api. Rupanya sumber api tidak berasal dari tempat tinggalnya. Kobaran si jago merah jauh lebih besar juga membara di rumah tetangganya, Jaki (50). Warga yang berdatangan akhirnya berusaha memadamkan api di dua tempat tersebut menggunakan peralatan seadanya.
“Gara-gara api nggak jadi pipis, konsentrasi saya langsung buyar untuk segera memadamkan api agar tidak meluas dan menghanguskan seluruh bangunan rumah,” kisah Suhailik pada petugas yang datang ke lokasi kejadian.
Imbas dari kebakaran ini dapur milik Suhailik mengalami kerusakan. Tingkat kerusakan jauh lebih parah menimpa bangunan rumah Jaki (50). Separuh dari bangunan rumahnya hangus dilalap api. Data kerugian yang diiventarisir aparat Polsek Kota Banyuwangi diperkirakan mencapai Rp 35 juta.
“Kerugian yang diderita Suhailik sekitar Rp 10 juta. Derita kerugian yang dialami Jaki jauh lebih besar, yakni Rp 35 juta,” terang AKP I Ketut Redana, Kamis (25/8/2016) pagi.
Kapolsek Kota Banyuwangi ini menambahkan, bangunan yang ditinggali Suhailik merupakan milik sendiri. Sementara Jaki hanya mengontrak bangunan yang didiaminya dari Tatang warga kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi sejak Februari 2014.
“Masa sewanya empat tahun, baru ditempati sekitar dua tahun setengah. Ketika kejadian sang penyewa baru saja pulang dari pengajian,” papar AKP I Ketut Redana.
Penyebab kebakaran yang melanda dua bangunan rumah itu diduga akibat konsleting arus listrik pada mesin cuci di rumah Jaki. Percikkan api kemudian merembet pada kompor gas, lalu meluas sehingga membakar rumah serta dapur milik tetangganya. Keterangan ini diperoleh aparat dari keterangan sejumlah saksi saat mendatangi TKP Rabu malam.
“Api tidak merembet ke bangunan lain lagi karena warga cepat bertindak meskipun menggunakan peralatan seadanya. Tiga unit mobil pemadam kebakaran juga datang menuntaskan pemadaman 45 menit kemudian sehingga musibah segera teratasi,” terang perwira yang tinggal di Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi (abi)