BANDUNG, beritalima.com | Merebaknya wabah virus Corona di banyak negara di dunia, menjadi tantangan sendiri bagi kalangan tenaga kesehatan agar mampu menanggulangi masalah tersebut. Perusahaan – perusahaan farmasi terus giat mencari berbagai formula yang tepat. Begitupun banyak Herbalis ataupun spiritualis ikut berpartisipasi dalam berusaha untuk menemukan cara pengobatan ataupun pencegahan virus Corona ini. Selama semua untuk kesehatan dan keselamatan bersama tentu baik saja, bergotong royong, bahu membahu untuk nilai – nilai kemanusiaan.
” Terkait hal tersebut, metode ruqyah-pun menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan. Apalagi Indonesia merupakan negara yang kaya dengan rempah-rempah dan sumber tanaman obat lainnya. Begitupun dengan sebuah keyakinan bahwa virus itu adalah mahluk Allah, maka kita juga harus bermohon pada Allah untuk penyembuhannya. Jadi tidak ada yang salah jika semua ikhtiar dilakukan sepanjang tidak menyalahi ketentuan agama “, ungkap Dede Farhan Aulawi ketika diwawancarai melalui sambungan seluler di Bandung, Minggu (13/4).
Selanjutnya Dede menjelaskan bahwa Ruqyah Syar’iyah adalah sebuah terapi pengobatan dengan cara membacakan ayat-ayat suci Alquran dan doa-doa perlindungan yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Jadi metode ini bisa digunakan untuk pengobatan atau pencegahan penyakit, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Bisa untuk penyakit medis ataupun non medis. Lihat saja penelitian terakhir di Eropa bahwa virus Corona begitu aktif dan agresif ketika mendengarkan musik, namun mengecil, diam dan mati setelah diperdengarkan adzan. Itulah sebabnya di banyak negara di Eropa sekarang banyak dikumandangkan adzan. Ada korelasi spiritual antara seluruh mahluk di bumi, yang tunduk dan patuh pada penciptanya, yaitu Allah. Jadi esensinya lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, Yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Ujar Dede.
Landasan ruqyah terdapat di dalam Al Qur’an dan Assunnah, seperti dalam Al Qur’an surat Al-Isra’ ayat 82yang artinya ” Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah bagi orang- orang dzalim selain kerugian “. Lalu surat Yunus ayat 57 yang artinya ” Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman “. Surat Fushshilat ayat 44 yang artinya ” Katakanlah, Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman”. Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Sa’ id Alkhudri yang artinya “Dari Abi Said Alkhudri ra, beliau berkata, ketika kami sedang dalam suatu perjalanan, kami singgah di suatu tempat, maka datanglah seorang wanita dan berkata, ‘ sesungguhnya pemimpin kami terkena sengatan, sedangkan sebagian kami sedang tidak ada, apakah ada diantara Kalian yang bisa meruqyah ? ’ maka bangunlah seorang dari kami yang tidak diragukan kemampuannya dalam ruqyah. Dia meruqyah dan sembuh. ( HR. Bukhari-Muslim). Kemudian ada hadits shahih riwayat Muslim dari Auf bin Malik Al-asyja’ i yang artinya : Dari Auf bin Malik Al-asyja’ i, ia berkata ‘ Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyah, dan kami bertanya : wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu ? ’
Rasulullah SAW bersabda ‘ Perlihatkan kepadaku ruqyah kalian, tidak apa-apa dengan ruqyah jika tidak ada unsur syiriknya’ . ( HR. Muslim). Tentu masih banyak lagi keterangan yang bisa menjadi landasan hukum terkait diperbolehkannya ruqyah selama tidak syirik.
” Dengan demikian, jika merujuk pada keterangan di atas pada dasarnya semua jenis penyakit bisa diruqyah dan sembuh dengan izin Allah SWT. Tanpa kecuali, termasuk covid 19 akibat virus Corona ini. Baik penyakit fisik maupun non fisik, medis maupun non medis, juga gangguan jin dan sihir, serta gangguan mental kejiwaan lainnya bisa diterapi dengan metode ruqyah Syar’iyah “, pungkas Dede menutup pendapatnya.