Milad ke – 44 MUI : Islam Moderat Diperlukan Kedamaian Tanpa Konflik

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com | Hadir dua tokoh nasional yang bergandengan tangan saat menghadiri agenda Tasyakur Milad ke – 44 MUI di Ballroom, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Kedua tokoh tersebut sama – sama menjabat Wakil Presiden, yakni Jusuf Kalla dan Prof. Dr. KH. Ma”ruf Amin Wakil Presiden terpilih, juga menjabat sebagai Ketua Umum MUI Pusat.

Bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya, Sabtu, 27 Juli 2019, Ma’ruf dalam sambutannya mengatakan, MUI ibarat rel dan tidak boleh keluar dari koridor. Namun bagi ulama yang dalam pandangannya keluar dari rel, berarti bukan orang MUI. Karena orang MUI berada dalam rel tidak boleh keluar dari aqidah – aqidah yang menyimpang.

“MUI mengusung cara berfikir yang moderat hingga bisa mengawal dan tidak berfikir radikal, apalagi sertifikasi halal MUI sampai ke Mancanegara,” tandas Wapres terpilih untuk periode 2019 – 2024.

Lain hal dalam bidang perekonomian, seperti yang diungkapkan Lukmanul Hakim, Ketua MUI Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat, Dr. H. Lukmanul Hakim, menyadari bahwa arus perekonomian global telah menunjukkan perubahan arus yang sangat besar, dimana negara – negara di kawasan Asia mengambil peran penting dalam perdagangan dunia. MUI menggagas pentingnya implementasi konsep arus baru ekonomi Indonesia, yang dilandaskan empat pilar utama yakni keadilan, keumatan dan kerakyatan, kemitraan, serta profesionalisme dan kerja keras.

“Arus baru ekonomi Indonesia merupakan penegasan MUI tentang perlunya pemerintah menciptakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dengan penekanan pada pemerataan ekonomi. Guna terwujudnya pertumbuhan ekonomi berkeadilan tersebut, diperlukan konsep RUU Sistem Perekonomian Nasional,” tandas Lukmanu Hakim, yang juga Direktur LPPOM MUI.

Lebih lanjut diungkapkan Ma’ruf Amin terhadap arus baru ekonomi Indonesia, MUI berupaya terus memberdayakan ekonomi umat bukan membenturkan ekonomi umat yang lemah melainkan bisa menyatukan umat. Mengingat Indonesia banyak perbedaan, tidak boleh menjadi perpecahan.

Sementara dijabarkan Wapres Jusuf Kalla, yang pada gilirannya akan digantikan oleh KH. Ma’ruf Amin, bulan Oktober nanti. Jusuf Kalla meminta ulama dan umaroh bersama – sama. Oleh karena itu diharapkan Wapres, Islam moderasi, diperlukan kedamaian dan tidak menginginkan konflik seperti di Timur Tengah.

“Dalam bangsa ke depan dapat menyampaikan pandangan yang baik dan tidak perlu mempersulit pengertian tentang syariah,” jelasnya. ddm

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *