TULUNGAGUNG, beritalima.com,- Profesi sebagai tim penyelamat, dalam hal ini pemadam kebakaran (Damkar) yang beresiko tinggi bukanlah pekerjaan yang mudah. Tentu butuh perjuangan dan metal yang kuat, terutama fisik yang harus prima. Sebab, menjadi petugas Damkar termasuk pekerjaan yang berat. Pasalnya harus fokus dan waspada. Salah sedikit nyawa jadi taruhannya.
Petugas Damkar selayaknya dibekali dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai, sebagai penunjang keamanan untuk memperkecil resiko saat menjalani misi tugas kemanusiaan.
Selayaknya, APD harus lengkap dan memadai. Terlebih saat menjalankan tugas yang penuh resiko . Personil Damkar harus menggunakan alat pelindung yang memenuhi SOP. Seperti pelindung wajah, hood, pakaian pelindung, helm savefty, sarung tangan serta perlengkapan lainnya.
Namun, hal itu berbanding terbalik dengan kondisi Damkar di Kabupaten Tulungagung, JawatTimur. Tidak hanya masalah peralatan yang sudah tidak layak, tapi APD pun sudah tidak layak pakai.
Setidaknya sekarang ada 24 personil di Damkar Tulungagung. Namun APD yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah anggota. Pasalnya, hanya tersedia 12 setel.
Kabid Damkar, Gatot Sunu Utomo, mengatakan, bila mendapat panggilan ada kebakaran, jajarannya berebut APD.
“Mana yang mendapat APD duluan, dia yang memakai. Terkadang ada juga yang cuma pakai kaos untuk mempersingkat waktu. Untuk keselamatan personil jauh dari kata layak dan tidak memenuhi SOP dari safety. Ini saya berkata sejujurnya. Itu kondisi Damkar kami sekarang. Kasihan teman-teman di Damkar,” keluh Gatot.
Untuk saat ini, lanjutnya, mobil Damkar yang bisa beroperasi hanya dua unit, serta mobil supply atau tangk dua unit.
Gatot juga menjelaskan, terkait anggaran di Damkar, hanya cukup untuk biaya operasional.
“Kita hanya dapat yang rutin-rutin seperti solar (BBM) dan untuk pembelian suku cadang. Untuk APD, tahun ini kita dapat untuk pembelian sepatu sebanyak 10 pasang dengan anggaran sekitar Rp. 70 juta,” ungkapnya.
Gatot berharap, terkait tim pemadam kebakaran, kelengkapan PAD agar segera ditambah dan jika ada yang rusak segera diperbaiki.
“Karena sebelum kami menyelamatkan orang lain, tentu harus berfikir untuk keselamatan diri. Tapi kami juga faham, kalau anggaran Pemkab terbatas karena untuk penanganan Covid-19,” pungkasnya. (Dst/editor: Dibyo).
Ket. Foto: Gatot Sunu Utomo.