BANYUWANGI, beritalima.com – Miris dan memprihatinkan, itulah kalimat yang pantas disandangkan kepada dua bocah kakak beradik yang putus sekolah ini. Kedua bocah itu adalah Arif Firmansyah dan Fiki Firmansyah, warga Perum Sutri RT 03 RW III Kelurahan Sobo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Padahal, Banyuwangi selama ini dikenal sebagai daerah yang gemah ripah loh jinawi. Hingga Pemkab pun setiap tahunnya mampu menggelar Festival dengan jumlah mencapai puluhan hingga ratusan event yang menyedot biaya milyaran rupiah. Baik itu menggunakan dana APBD maupun swadaya masyarakat.
Kepada media ini, Arif yang masih berusia 14 tahun mengaku sudah tidak lagi menikmati bangku sekolah sejak protol di kelas 3 SDN Kencong, Kabupaten Jember. Sementara adik kandungnya yang bernama Fiki, bocah berperawakan gendut berusia 10 tahun ini tidak mengenyam pendidikan sejak dibangku kelas 3 SDN Kalipuro 1 Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Anak pasangan Sudar (50) dan Nurhayati (45) ini sehari hari tampak hanya bermain main diseputaran lingkungan Perum Sutri. Fiki terlihat lebih enjoy bermain dengan teman sebayanya jika selepas jam pulang sekolah. Sedangkan Arif, sang kakak yang cenderung pendiam tampak lebih aktif di lingkungan Masjid Hidayatul Ikhlas Lingkungan Perum Sutri.
Kepada media ini yang menemuinya, Rabu (4/4/18), Arif mengaku sebenarnya kalau dirinya terus bersekolah, saat ini sudah duduk di kelas 2 SMP.
“Tapi mau bagaimana lagi Pak, saya memang tidak disekolahkan lagi oleh orang tua. Katanya tidak ada uang untuk biaya,” lontar Arif.
Sementara Fiki yang terlihat lebih menikmati statusnya kendati tidak bersekolah, namun begitu teman teman sebayanya pulang sekolah, langsung bermain bersama dan lupa dengan statusnya.
“Orang tua saya kalau kerja kadang kadang dapat 50 ribu, tapi kalau sepi dan hujan ya tidak dapat uang Pak,” cetus dia lugu apa adanya.
Sementara kedua orang tua bocah bersaudara yang putus sekokah ini, sewaktu hendak ditemui media ini tidak ada di rumahnya. Karena mereka sedang berjualan asesoris seperti jepit, gelang, sisir dan sejenisnya secara berpindah pindah. “Pulangnya malam Pak, terkadang subuh,” tutur Arif dan Fiki. (Bi)
Caption : Arif dan Fiki, dua bocah bersaudara yang putus sekolah ditingkat SD