JAKARTA, Beritalima.com– Politisi muda Partai Demokrat, Irwan Facho mengaku miris melihat nasib rakyat karena Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum mampu mengatasi wabah pandemi virus Corona (Covid-19) yang melanda dunia termasuk Indonesia.
Dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Kamis (17/9) pagi, anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI tersebut mengatakan, walau penanganan wabah ini sudah dilakukan Pemerintah tetapi hasilnya masih jauh dari harapan. Usaha yang dilakukan Pemerintah bukan membuat kondisinya melandai atau berkurang tetapi cenderung terus meningkat.
Setidaknya, kata anggota Komisi V DPR RI ini, dari data jumlah kasus positif Covid-19 per 15 September 2020 sudah mencapai 225.030 orang.
Itu juga tampak dari kondisi Wisma Atlet Asian Games di Kemayoran yang merupakan Rumah Sakit (RS) darurat bentukan pemerintah terlihat berbeda dari malam-malam sebelumnya, dimana nampak seluruh lampu tower menyala.
“Saya selalu mengingatkan Pemerintah agar tidak menganggap remeh wabah yang telah menelan korban ratusan ribu nyawa ini. Dalam kasus Covid-19 ini, Pemerintah harusnya mengutamakan kesehatan rakyat. Namun, pemimpin negeri ini malah lebih condong kepada penyelamatan ekonomi. Itu tampak jelas dari cara penanganan kesehatan dan alokasi anggaran untuk pemulihan ekonomi yang begitu besar,” kata Irwan.
Apa yang saya bayangkan itu, ungkap wakil rakyat dari Dapil Provinsi Kalimantan Timur tersebut, kini terjadi. Penanganan Covid-19 yang dilakukan Pemerintah tidak seirama, bahkan Pemerintah Pusat lebih condong kepada urusan ekonomi.
“Pemerintahan Jokowi lebih banyak bicara ke pemulihan ekonomi, bukan mengutamakan rakyat yang ‘terkapar’ karena dampak Covid-19, bicara stimulus bisnis. Ini sungguh-sungguh miris. Mobilitas tinggi, tanpa disadari mengancam anak negeri, semua dibiarkan demi ekonomi. Tapi itu keliru. Seharusnya Pemerintah mengutamakan keselamatan manusia, baru bicara ekonomi,” ketus Irwan.
Tidak hanya itu, Irwan menilai penanggulangan pandemi virus justru sangat terkesan ‘aji mumpung’ untuk mengambil keuntungan.
Bukannya menanggulangi, justru ‘menunggangi’ pandemi Covid-19. “Aji mumpung, dengan kebijakan yang justru bukan untuk pandemi seperti diluncurkan Kartu Pra Kerja dan sebagainya. Faktanya, itu terjadi.”
Dikatakan, ratusan triliun rupiah anggaran yang disediakan pemerintah untuk penanggulangan Covid-19. Namun, hasilnya seperti yang kita lihat saat ini. Namun, Pemerintah tidak mampu menghindarkan rakyat dari wabah Covid-19. Korban terus berjatuhan. Sudah lebih setengah tahun, dengan anggaran begitu besar, Pemerintah gagal mengatasi Covid-19.”
Dikatakan Irwan, pada satu sisi rakyat berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka karena Pemerintah tidak mampu menafkahi mereka, sedangkan pada sisi lain, jiwa rakyat juga terancam dengan wabah mematikan ini. “Saya sebut Indonesia kini di titik nadir, akibat salah urus pandemi,” demikian Irwan Facho. (akhir)