Jakarta, Beritalima.com-
Ironisnya meski tinggal dibelakang kantor walikota Jakarta Utara namun Nur Aeni (66) warga Jalan Swasembada Barat RT 10 RW 03, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung priok, Jakarta Utara, mengaku sudah sembilan tahun tinggal di rumah kontrakan belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah termasuk jatah beras miskin (raskin).
“Selama ini kami tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah, kami juga tidak menerima raskin. Untuk dapat makan sehari-hari kami hanya berharap dari penghasilan anak yang bekerja sebagai tukang ojek motor pangkalan,”Ujar nenek yang mengaku mempunyai 6 orang anak dengan cucu kekitar 20 orang. Jum’at (13/5/2016).
Kesulitan ekonomi yang dirasakan nenek Nur Aeni juga berimbas kepada anaknya yang bernama Alpian bersama mantunya Samsiah. Alpian yang bekerja sebagai tukang ojek dan istrinya Samsiah sebagai buruh cuci tidak lagi bisa menyekolahkan ke 2 anaknya.
“Karena himpitan ekonomi yang kami alami 2 orang cucu saya dengan usia 15 dan 8 tahun mereka tidak dapat lagi bersekolah,”Aku istri dari kakek Hendrik Mailala (73) tersebut.
Ia berharap pemerintah DKI Jakarta dapat membantu keluarganya. Mereka juga tidak keberatan bila harus menerima jatah raskin yang setiap bulan di berikan pemerintah kelurahan setempat.
“Awalnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya memiliki usaha sebagai penjual bensin eceran bersama suami.
Namun, karena suaminya menderita sakit paru-paru dan harus dirawat di Rumah Sakit Umum (RSUD) Koja, sekitar dua minggu. Modal usaha untuk jualan habis untuk biaya berobat,Sampai sekarang juga suami masih sakit, kata Pak dokter sakitnya infeksi paru paru. Mudah-mudahan pemerintah dapat membantu meringan beban kami,”katanya.
Sementara itu menurut Camat Tanjung Priok Syamsul Huda yang mendapatkan beras raskin memakai data Badan Pusat Statistik (BPS) sedangkan warga tersebut menurut informasi yang saya dapatkan mereka ber KTP daerah.
“Setahu saya untuk yang mendapat raskin pakai data dari BPS dan Cucu dari nenek Nur Aeni sudah kami bikinkan akte kelahiran,”Dalihnya. (Edi)