SIDOARJO. Beritalima. Com | Disaat banyak orang memilih pekerjaan menjadi buruh pabrik. Hal berbeda dilakukan warga Desa Durung Bedug. Salah satunya adalah Mispah. Perempuan tangguh yang usianya sudah menginjak setengah abad itu memilih menjadi petani Sayur. Profesi ini Ia jalani sudah puluhan tahun. Asam garam menjadi petani Sayur sudah dilakoninya.
Dengan lahan seluas 400 meter persegi. Mispah dan Suaminya, Marto menanami lahan sawahnya dengan beragam sayuran, mulai dari Kenikir, Sawi dan Kangkung. Setiap satu bulan sekali mereka panen.
Dengan panen satu jenis sayuran, mereka bisa mengantongi uang 1,5 juta sampai 2 juta. Sebelum dibawa ke Pasar, hasil panen mereka sudah diambil pedagang langsung.
“Tergantung dari harga sayur di pasar. Kalau pas naik dapatnya banyak, kalau pas harganya turun ikut menyesuaikan,” kata Mispah.
Mispah dan Marto merupakan warga Durung Bedug, Candi. Mereka memilih menjadi petani Sayur karena lebih cepat panennya. Berbeda dengan padi, panennya kata Mispah agak lama, tiga bulan sekali.
Zaman sekarang, tidak banyak sosok seperti Mispah dan warga Desa Durung Bedug lainnya yang memilih menjadi petani. Kondisi saat ini profesi bertani mulai banyak ditinggalkan. Karena dianggap kurang menguntungkan. Padahal bila dikelola dengan baik, hasil lumayan, lebih dari cukup. Seperti yang sudah dijalankan Mispah.
“Beliau (Bu Mispah) ini adalah pejuang ketahanan pangan kabupaten Sidoarjo. Puluhan tahun ikut menjaga ketahanan pangan. Semangatnya bertani bisa menjadi contoh yang muda – muda,” kata Ning Sasha saat berbincang dengan Mispah di lahan Sayurnya. Sabtu, (4/9).
Warga Durung Bedug itu juga mempersilahkan Ning Sasha untuk ikut memanen Kenikir. Salah satu jenis sayur yang memiliki banyak khasiat. Kenikir bisa mencegah penyakit kronis seperti jantung dan kanker. Selain itu, daun Kenikir juga bisa mencegah Hipertensi dan Diabetes.
Sebelum pamit dengan Bu Mispah, Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo yang datang dengan bersepeda dari Pendopo itu mengutarakan rasa bangga dan senangnya karena masih banyak warga Desa Durung Bedug yang memilih menjadi petani sayur. Salah satu profesi penting dalam menjaga ketahanan pangan.
“Kami pamit dulu, semoga usaha bertaninya lancar dan cepat berkembang. Pemerintah bangga dengan Bu Mispah,” pamit Ning Sasha.
Ketahanan pangan sudah menjadi program TP-PKK Sidoarjo dalam mendukung pemerintah. Melalui pelatihan menanam dengan sistem hidroponik akan membuka peluang usaha baru. Sistem ini kata Ning Sasha tidak memerlukan lahan yang luas.
“Insyaallah tahun depan sudah mulai jalan, program ini membantu meningkatkan kekuatan ketahanan pangan di Kabupaten Sidoarjo,” imbuhnya. (Kus).