Teka teki siapa pembunuh Wayan Mirna dengan cara meracuni Kopi yang diminumnya saat bertemuan di Cafe olivier Jakarta dengan 2 sahabatnya, menjadi sebuah kasus menaril untuk di ikuti perkembangannya. Tiga hari menjelang masa penahanan Jesica Wongso oleh Polda Metro Jaya yang hampir genap 120, sontak Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan bernomor B 3763011/EPP/1052016 tanggal 25 Mei 2016 Tentang Berkas Penyidikan kasus dugaan “pembunuhan berencana” yang dilakukan oleh Jesica Wongso terhadap sahabatnya, Wayan Mirna, yang dinyatakan P21 ( berkas dinyatakan lengkap ,red). Hal tersebut membuat beberapa pengamat kaget dan bertanya tanya. Apakah benar berkas tersebut sudah layak dihadapkan di hadapan majelis Hakim Pengadilan atau hanya ” dipaksakan” lengkap untuk menyelamatkan sebuah institusi. Tapi apapun yang terjadi, harus diapresiasi kinerja Tim penyidik dari Polda Metro Jaya yang dalam penyidikan ini di komandoi oleh Kombespol Krisna Mukti demikian gigih mengungkap kasus yang diakuinya sebagai kasus terpelik sepanjang kariernya di kepolisian.
Adalah seorang Spiritualis yang selama ini sangat tertutup. Dengan sebuah sebutan gelar Ki Hajar Muda Begawan Purwanusantara, pengikut senior Ki Hajar Sepuh Begawan Purwanusantara ( dikenal dengan sebutan kaum Sudra dengan nama Ki Jarot, Seorang Guru Besar Kaweruh Gesang Purwanusantara yang tinggal di Banyuwangi, dengan nama asli RM. Pranoto, cicit dari Prabu Tawang Alun pendiri kerajaan Blambangan Timur,red). Ki Hajar Muda, memberi pandangan spiritual yang justru bertentangan dengan keyakinan penyidik Polda Metro Jaya.
” Saya menyampaikan ini, Demi Pemilik ke Maha kuasaan Alam Semesta, Saya tidak mengenal siapa Jesica Wongso maupun keluarganya. Tapi saya sangat prihatin dengan keadaannya sekarang. Tapi apapun yang terjadi, semua adalah kehendak semesta untuk kebaikan Jesica Wongso kedepan”, Papar Ki Hajar Muda membuka percakapan dengan beritalima.com
Melanjutkan pemaparannya, Ki Hajar Muda mengakui tertarik dengan kasus yang sedang menimpa Jesica Wongso. Awalnya Ki Hajar Muda hanya mencermati secara sepintas kasus tersebut, tapi setelah ramai diberitakan, Ki Hajar Muda mulai mencermati dengan serius. Tapi akalnya tidak mampu memecahkan misteri apa sebenarnya yang terjadi.
” Jesica Wongso ” kejatuhan sial”, ujar Ki Hajar Muda singkat. ” semua bukti materi mengarah ke Jesica dan Jesica tidak dapat mengelak dari semua tuduhan itu. Padahal Pembunuh sebenarnya bukanJesica Wongso. Bahkan Jesica tidak terlibat sedikitpun dalam ” perencanaan” peracunan itu”, jelas Spiritual yang memiliki tempat pertapaan di Rawa Bayu, sebuah daerah pinggiran hutan dibawah lereng Gunung Raung Banyuwangi ini.
Pandangan spiritual itu bukan berdasar dari rentetan berita yang sekarang sedang heboh, tapi murni dari pengamatan spiritual yang dicarinya hampir 41 hari ditempat kediamannya, disebuah Desa Di bawah lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah.
” Memoriku, Pengertianku, Akal “pasti” ku dan Akal “Kira kira” ku, tak mampu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, maka aku mencari tahu dengan Akal ” Ketidak Tahuanku” kepada Pemilik Ke Maha Kuasaan atas alam semesta ini. Dan aku mendapat jawaban pasti bahwa ” seorang “laki- laki” yang mengatur semua perencanaan peracunan itu. Tapi bukan Wayan Mirna yang menjadi sasaran dari Peracunan itu.”, paparnya dengan mimik wajah yang sangat serius dan suara berat.
” Dari itulah aku mengetahui bahwa Jesica Wongso bukan ” peracunnya”. Disitulah Polisi tidak akan mampu mengungkap motif dari tewasnya Wayan Mirna, karena tewasnya Wayan Mirna bukan karena ” kesengajaan” tapi karena ” salah sasaran”, Lajut Ki Hajar Saat berbincang di kediamanya, Pendopo Sanggar Jajang Sewu, Padepokan Wijaya Chandra Loka, Kebak Kramat Karang Anyar , Jawa Tengah.
Lalu siapa peracunnya ? Dan pertanyaan itu dijawab Ki Hajar dengan kalimat diplomatis ” kelak akan terungkap saat persidangan berjalan dan Jesica Wongso akan Bebas”.
Sekilas Balik, Ki Hajar Muda Begawan Purwanusantara yang enggan menyebut nama aslinya ini, saat pilihan Presiden tahun lalu mengeluarkan pandangan spiritual bahwa Pilpres akan dimenangkan Jokowi – JK dengan kemenangan tipis. Jokowi – JK menang bukan karena kepiawaian timsesnya, tapi Karena Alam menginginkan Satrio Kinasih dari lereng lawu membawa Indonesia ke arah perbaikan mental. Dan saat itu, Tugu Joyo Binangun ( Kiblat bagi pengikut Kaweruh Purwanusantara yang dianggap keramat oleh Umat Ekadarma ( pengikut purwanusantara,red) yang seharusnya hanya diperbolehkan di dirikan di padepokan Pusat ( Banyuwangi) , Ki Hajar Muda mendirikan di Lereng Gunung Lawu, tepatnya Di Kecamatan Kebak Kramat Karang Anyar Jawa tengah. Hal itu menurut Ki Hajar Muda sebagai ” sajen( syarat)” untuk menarik ” pulung kepresidenan” ke Jawa Tengah karena Jokowi berasal dari tanah Karang Anyar. Hal itu bertentangan dengan ” keinginan Guru Besar Purwanusantara, RM Pranoto yang mendukung Prabowo – Hatta pada pilres tahun lalu. Dan masalah itu menjadi ” guyonan/ candaan” dikalangan Murid murid Kaweruh Purwanusantara bahwa ” guru dan murid rebutan wahyu Mojopahit”.
Kembali pada kasus “Kopi maut” bagaimana jawaban dari Pandanganspiritual Ki Hajar Muda Begawan Purwanusantara ? Kita tunggu kebenaran pandangan spiritual tersebut dengan menanti hasil persidangan ” Kasus Kopi maut”
” Alam Semesta akan menjawab semuanya dengan Kebenaran dan Perimbangan”, Tutup Ki Hajar Muda dengan Wajah berwibawa.( tim/tian/tim)