Mochamad AA ; Nikmatnya Empal Gentong Cirebon

  • Whatsapp
Adv. KRT. Mochamad AA, SH, M.Hum

CIREBON, beritalima.com – Cirebon kini semakin dilirik sebagai destinasi wisata alternatif di Jawa Barat, karena Bandung makin penuh. Kota Udang ini terkenal dengan kuliner Empal Gentong. Yang sedang hits adalah H. Apud dan Amarta.

Empal Gentong adalah soto gule daging khas Cirebon yang dimasak dalam gentong besar dari tanah liat dan apinya dari kayu bakar. Ada dua jenis empal yaitu Empal Gentong yang berkuah santan dan bertabur kucai, serta Empal Asem yang berkuah bening dan citarasa asam dari belimbing wuluh.

Wisatawan yang ingin berburu kuliner ini, bisa pergi ke daerah Plered di Kabupaten Cirebon. Ada belasan bahkan puluhan lapak Empal Gentong dari Jl Juanda, Battembat sampai ke Plered dan sampai ke Desa Megu. Ini adalah jalan raya dari Cirebon ke Bandung. Battembat disebut sebagai tempat kelahiran Empal Gentong.

Namun, yang sekarang sedang hits adalah Empal Gentong Amarta dan Empal Gentong Apud. Kedua tempat kuliner ini bersebelahan di Jl Juanda, Desa Battembat, Tengah Tani. Persaingan mereka sudah macam pilpres saja ibarat Prabowo bersaing dengan Jokowi.

Mochamad AA datang ke tempat ini, beberapa hari setelah Lebaran. Suasananya macet! Di pinggir jalan penuh mobil berplat B atau D, para traveler yang mudik ke Cirebon dan tentu kangen makan Empal Gentong.

Melirik ruang makan Apud dan Amarta pun sudah penuh sesak. Orang sampai berdiri untuk menunggu meja kosong, bahkan banyak keluarga berbagi meja makan dengan keluarga lainnya. Sebenarnya, siapa yang Empal Gentongnya lebih enak? Saya pun bertanya dengan seorang pengunjung.

“Empal gentong masakan dengan cita rasa yang khas, dengan aroma rempah yang gurih dan bumbu komplit yang lezat, ditambah daging sapi yang fress Lunak empuk gurih… Mantep pokoknya,” ujar Mochamad AA, Advokat yang tinggal di Jakarta dan mampir di Empal Gentong untuk menikmati kuliner yang naik daun.

Rasanya sedap! Empal Gentong itu gurih dengan bumbu yang meresap, taburan kucai dan bawang goreng menambah citarasa. Sedangkan Empal Asem rasanya segar karena tomat dan belimbing wuluhnya. Saya angkat dua jempol. Sebagai pelengkap, disediakan juga menu Sate Kambing.

Seporsi Empal Gentong atau Empal Asem harganya Rp 25.000. Seporsi sate kambing dengan 10 tusuk harganya Rp 30.000. Untuk variasi minuman ada es kelapa, es jeruk, es teh manis atau aneka teh botol.

Jadi Anda mau pilih mana, Apud atau Amarta? H. Apud sudah berjualan sejak 1993 dan bisa dibilang yang meramaikan kawasan itu. Sedangkan Amarta mengklaim pihaknya yang menciptakan Empal Asem yang dijual juga oleh H. Apud.

Saya malah punya pendapat lain. Selain juga Mang Darma di Krucuk yang legendaris, warung-warung Empal Gentong lain mungkin malah lebih nendang rasanya. Kenapa?

Empal Gentong yang tradisional, dagingnya diambil dari dalam gentongnya sehingga dalam kondisi panas dan bumbunya masih fresh meresap di daging. Sedangkan Apud dan Amarta, karena alasan efisiensi waktu dalam melayani ratusan pembeli, dagingnya sudah disiapkan terpisah nantinya baru disiram kuah. Itu yang menurut saya membuat bumbunya kuat di kuah, tapi kurang menempel di daging.

(rr)

beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *